"Hari ini bersejarah karena pertama kalinya angkutan umum yang dikelola pemerintah bersinergi dengan 11 (jenis) angkutan umum mikro yg berjalan di masyarakat. Kita meluncurkan penamaan program transportasi yang terintegrasi, yakni Jak Lingko," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Jakarta pada Senin.
Baca juga: DKI Jakarta mengakhiri uji coba Ok Otrip
Anies melanjutkan kata "lingko" berarti jejaring (perintegrasian) yang berasal dari bahasa di Manggarai, Nusa Tenggara Timur untuk menggambarkan pengelolaan pengairan sawah yang sistemnya seperti jejaring laba-laba.
Nantinya kata lingko akan dimasukkan ke dalam kosa kata Bahasa Indonesia sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Baca juga: Pemprov DKI akan ubah nama Ok Otrip
Secara sistem, antara Jak Lingko dan Ok Otrip tidak ada perbedaan, hanya perubahan nama dan makna.
Nama program OK Otrip mulai diperkenalkan ketika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berkampanye dalam Pilkada DKI 2017 yang merupakan program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan.
Program ini pertama kali diuji coba pada 15 Januari 2018 dan sempat diperpanjang hingga empat kali sampai akhirnya ditetapkan dan ditandai dengan penandatanganan MoU antara Trans Jakarta dan operator angkutan kecil.
Baca juga: Transjakarta uji coba OK-Otrip jurusan Tanjung Priok-Bulak Turi
"Saya harap perubahan nama Ok Otrip menjadi Jak Lingko dapat mewakili gambaran kegiatan transportasi massal di Jakarta dalam satu payung yang sama dan terintegrasi dalam satu sistem," kata Anies.
Bahkan ke depannya, lanjut Anies, bukan hanya angkutan kecil dan bus Transjakarta yang terintegrasi namun juga mass rapid transit (MRT) hingga light rail transit (LRT).
Tarif yang akan dikenakan rencananya sebesar Rp 5.000 minimal namun masih dikaji, begitu juga dengan rute Jak Lingko.
Baca juga: Transjakarta perluas layanan OK-OTrip ke rute PGC-Condet
Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2018