"Kita menyadari bahwa dapur umum mungkin tidak sempat untuk memasak makanan untuk bayi, tidak sempat membuat bubur dan sebagainya. Kalaupun sayur, itu sayur untuk porsinya orang dewasa dengan bumbu dan sebagainya. Penyediaan makanan bayi dan anak ini nanti akan membantu untuk melakukan itu, membuat makanan-makanan yang memang porsinya adalah untuk anak dan bayi," katanya di Palu, Senin.
Penyediaan Makanan Bayi dan Anak (PMBA) dimulai Senin dengan menyediakan bahan untuk 500 porsi makanan pada tahap awal. Jumlah tersebut belum mencukupi karena kebutuhan makanan bayi dan anak di tempat pengungsian korban bencana Sulawesi Tengah per hari menurut perkiraan antara 1.500 porsi hingga 2.000 porsi.
Makanan untuk bayi dan anak tidak dimasak oleh petugas dapur umum di lokasi pengungsian. Dapur umum hanya menyediakan bahan-bahan untuk membuat makanan bayi dan anak. Orangtua yang bersangkutan yang mengolahnya sesuai dengan kebutuhan. Pemasakan makanan bayi bisa dilakukan di dapur umum atau rumah warga yang tidak rusak akibat guncangan gempa.
Yurianto berharap pos pengungsian bisa disatukan dalam pos besar untuk mengefisienkan pelayanan kesehatan, dan hal itu sudah dibicarakan dengan dinas sosial setempat.
"Bayangkan kalau cuma satu pos besar, saya hanya perlu membuat satu pos kesehatan, satu ambulans, satu tim kesehatan. Kalau terbagi menjadi tiga pos, saya harus membuat tiga pos kesehatan, tiga mobil, dan tiga tim," kata Yurianto.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018