• Beranda
  • Berita
  • Industri perikanan diajak memanfaatkan hasil riset KKP

Industri perikanan diajak memanfaatkan hasil riset KKP

9 Oktober 2018 11:14 WIB
Industri perikanan diajak memanfaatkan  hasil riset KKP
Perikanan terapung di kawasan Waduk Jatiluhur yang membendung Sungai Citarum, di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (25/9/2018). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengusulkan program Target Jangka Pendek senilai Rp4,9 triliun, yang terdiri dari penanganan lahan kritis Rp4,222 triliun, kerambah terapung Rp0,246 triliun, limbah domestik Rp0,401 triliun, limbah industri Rp0,03 triliun dan penegakan hukum Rp0,025 triliun dalam upaya pemulihan dan penyelamatan daerah aliran Sungai Citarum. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/pras.
Jakarta (ANTARA News) - Kalangan industri perikanan nasional diajak meningkatkan kerja sama serta memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan paten yang telah dihasilkan oleh berbagai pusat riset Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Kami harapkan hasil-hasil paten kami ke depannya bisa lebih dikerjasamakan dengan pihak industri," kata Kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja dalam acara bertajuk Kebangkitan Riset Kelautan dan Perikanan Indonesia di Gedung Mina Bahari Kantor KKP Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pihak KKP mendorong "research center" atau pusat riset menjadi lembaga independen yang berorientasi untuk menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat melalui pengelolaan sumber daya alam di Nusantara.

Sjarief memaparkan saat ini terdapat 47 pusat riset yang rata-rata memiliki luas lahan masing-masing sekitar 10-120 hektare, serta potensi yang luar biasa untuk dapat dimanfaatkan guna pengembangan penelitian perikanan.

"Kami mengundang teman-teman industri untuk memanfaatkan lahan seperti untuk technopark dan kerja sama produk riset," tuturnya.

Dengan demikian, maka hasil produk riset setelah dikembangkan di dalam pusat riset setelah beberapa lama, maka selanjutnya bisa dikomersilkan ke depannya.

Ia juga mengemukakan bahwa KKP telah mendorong semacam kluster perikanan yang bermanfaat bagi perekonomian nasional, seperti di Ciseeng, Bogor, Jabar, ada kluster untuk produksi ikan gabus yang hasil ekstraknya bisa menjadi albumin untuk industri farmasi dan obat-obatan dalam negeri.

Sebelumnya, Sjarief Widjaja mengingatkan pelaku usaha perikanan nasional bahwa peluang untuk mengisi pasar domestik sangatlah besar dan saat ini belum digarap optimal.

"Kalau kita mampu berkonsentrasi kepada pasar domestik, sebenarnya pasar perikanan kita sudah rampung," kata Sjarief Widjaja di Jakarta, Senin (24/9).

Menurut dia, sebenarnya pasar terbesar yang bisa digarap adalah di dalam negeri dan bukannya ekspor ke luar negeri.

Sjarief mengingatkan bahwa populasi Indonesia sekitar 263 juta jiwa dengan konsumsi ikan hingga 32 kg per kapita per tahun.

Baca juga: Presiden minta KKP tingkatkan industri perikanan

Baca juga: Perguruan tinggi-pemerintah-industri harus terintegrasi kelola perikanan


 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018