"Saya sudah hadir di Palu sejak Sabtu (29/9), tapi balik lagi ke Jakarta dan kini kembali dengan membawa peralatan lengkap," kata Direktur Pencatatan sipil Kemendagri Arief M Edie di Palu, Selasa.
Dia mengatakan Kemendagri harus hadir di tengah-tengah masyarakat baik dalam kondisi normal maupun darurat seperti bencana alam untuk melayani kebutuhan masyarakat di bidang administrasi kependudukan.
Arief mengatakan, akibat gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sigi, dan Donggala, banyak warga yang kehilangan KTP dan KK, sehingga mereka perlu dibantu untuk memudahkan segala urusan terkait dengan identitas kependudukan tersebut.
Dengan dukungan kendaraan operasional dilengkapi peralatan cetak, cek iris mata, sidik jari dan peladen (server), Arief bersama timnya mengunjungi tempat-tempat pengungsian warga untuk melayani pencetakan KTP/KK.
"Kami hanya cetak sesuai data. Kami tidak mengubah data yang ada. Kalau ada perubahan silahkan langsung ke Kantor Catatan Sipil di daerah masing-masing," katanya.
Dia mengatakan pelayanan tersebut akan dilakukan sampai kondisi pascagempa dan tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala sudah normal.
Arief mengatakan antusiasme warga untuk mencetak identitas kependudukan yang hilang akibat gempa di lokasi pengungsian cukup tinggi.
Terhitung sejak Rabu (3/10) hingga Senin (8/10) pagi tercatat sudah 226 KTP yang dicetak.
Arief mengajak seluruh warga korban gempa dan tsunami agar kembali bangkit menata masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Warga Palu ramai urus KTP yang hilang pascagempa
Baca juga: Mendagri surati kepala daerah bantu keuangan Sulteng
Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018