Afrika tertarik pesawat buatan Indonesia

10 Oktober 2018 15:12 WIB
Afrika tertarik pesawat buatan Indonesia
Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro di Paviliun Indonesia, Nusa Dua, Bali pada Rabu (10/10/2018) (ANTARA News/Ida Nurcahyani)
Nusa Dua (ANTARA News) - Sejumlah negara Afrika; Madagascar, Kongo dan Sudan tertarik dengan dua jenis pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI): N 235 dan N 219 yang dipamerkan di Paviliun Indonesia di Nusa Dua, Bali, Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro, Rabu.

"Sudah ada Madagascar, Kongo dan Sudan yang menyatakan tertarik dan dalam tahap penjajakan," kata Elfien di Pavilin Indonesia pada Rabu.

Elfien menambahkan keikutsertaan PT DI di pameran Paviliun Indonesia memang bukan bertujuan untuk menjual produk namun lebih menunjukkan karya bangsa kepada para delegasi IMF-WB dari  seluruh dunia.

Elfian menyebutkan negara-negara Afrika termasuk pangsa pasar yang ditarget untuk pesawat jenis N 235 dan N 219 karena kedua pesawat tersebut cocok untuk kondisi geografis mereka.

"Kalau Eropa baru ada Norwegia yang nanya-nanya karena mungkin dua pesawat jenis ini kan khusus untuk daerah yang memerlukan short take off dan landing sehingga mudah dioperasikan di daerah terpencil," katanya.

Saat ini, PT Di mampu memproduksi rata-rata 10 pesawat dalam satu tahun.

Tahun depan empat pesawat sudah dipesan oleh Senegal, Nepal dan Thailand dengan rincian Senegal memesan pesawat N 235 seharga 25 juta dolar AS, Nepal memesan pesawat N 235 dengan konfigurasi pesawat maritime patrol seharga 30 juta dolar AS sedangkan Thailand memesan dua pesawat N 212 i seharga sekira 13 juta dolar AS.

"Kenapa maritime patrol lebih mahal karena pesawat memerlukan kelengkapan seperti komputer, radar dan lain-lain, sedangkan kalau pesawat transportasi biasa kan cuma butuh kursi," katanya.

Sampai saat ini PT DI mampu memproduksi 431 pesawat, 48 di antaranya sudah diekspor ke Korea, Malaysia, Thailand, Turki, Brunei Darusalam, Filipina, Vietnam dan lain-lain.

"Memang kita pasarnya cocok untuk negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin karena sesuai untuk medannya," pungkasnya.

 

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018