Jakarta (Antara) - Total bantuan pemerintah Taiwan bagi korban bencana gempa dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai satu juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp15 miliar.Belum lagi ditambah dengan komunitas Taiwan yang berada di sini (Indonesia), mereka juga melakukan penggalangan dana untuk memberi bantuan. Saya dengar sudah terkumpul 100.000 dolar.
Pemerintah Taiwan sebelumnya memberikan bantuan sebesar 500 ribu dolar yang diserahkan melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan kembali memberikan nominal yang sama kepada Palang Merah Indonesia (PMI). "Kami serahkan ke PMI karena ini jalur pemberian bantuan yang umum, sementara ke MUI karena penduduk mayoritas di Palu adalah Muslim," kata Ketua Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) John Chen saat memberikan bantuan di Kantor PMI Pusat Jakarta, Kamis.
Dia berharap bantuan yang diberikan pemerintah Taiwan bisa meringankan beban para korban bencana di Sulawesi Tengah. Menurut Chen, bantuan tersebut murni berasal dari pemerintah Taiwan dan belum termasuk bantuan yang diperoleh dari kegiatan penggalangan dana di Taiwan yang dilakukan oleh warga lokal.
"Belum lagi ditambah dengan komunitas Taiwan yang berada di sini (Indonesia), mereka juga melakukan penggalangan dana untuk memberi bantuan. Saya dengar sudah terkumpul 100.000 dolar," ujar Chen menambahkan.
Saat ditanya apakah ada warga Taiwan yang menjadi korban pada peristiwa gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Chen membantah hal tersebut. "Saat bencana terjadi ada tujuh warga Taiwan di Palu, tapi semuanya selamat dan sudah dievakuasi keluar dari Palu," kata Chen.
Sebelum memberikan bantuan ke Sulawesi Tengah, pemerintah Taiwan juga telah memberikan bantuan sebesar 250.000 dolar atau sekitar Rp3,7 miliar kepada para korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bantuan yang diberikan pemerintah Taiwan di Palu berjumlah lebih besar mengingat skala kerusakan dan dampak bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah lebih besar dibandingkan Lombok.*
Baca juga: Taiwan serahkan bantuan Rp7,5 miliar untuk Sulteng
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018