Palu (ANTARA News) - Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) Harry Hikmat mengatakan Kementerian Sosial (Kemensos) ingin memastikan peralihan masa tanggap darurat ke rehabilitasi di Sulawesi Tengah (Sulteng) berjalan lancar.Bahwa kita sudah menyalurkan 56.000 nasi bungkus per hari dan memang angka itu sempat turun 20 persen, tapi tetap mereka masih butuh bantuan.
"Bahwa kita sudah menyalurkan 56.000 nasi bungkus per hari dan memang angka itu sempat turun 20 persen, tapi tetap mereka (masyarakat terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulteng) masih butuh bantuan," katanya ditemui di Dinas Sosial Provinsi Sulteng di Palu, Kamis.
Karena itu, disepakati bagaimana proses tanggap darurat ke rehabilitasi bisa berjalan lancar. Pihaknya berharap hunian sementara (huntara) segera dapat selesai, sehingga proses rehabilitasi berjalan baik.
Sedangkan untuk bantuan pemulihan sosial baru akan diberikan setelah evaluasi selesai dilakukan terhadap korban-korban gempa, tsunami dan likuifaksi. "Dari situ kita baru tahu berapa besar yang perlu dibantu," ujarnya.
Kompleksitas pemberian bantuan pemulihan sosial disebabkan belum diketahui seluruhnya siapa-siapa korbannya. Perlu diketahui pasti siapa warisnya dengan pasti, agar tidak ada kesalahan. "Ini rumit karena mungkin diduga ada juga yang tertimbun likuifaksi," katanya.
Meski tidak seperti gempa dan tsunami Aceh di 2004 yang menyebabkan seluruh keluarga beserta warisnya meninggal dunia, namun ia mengatakan kondisi di Palu, Donggala dan Sigi juga tetap kompleks.
Kemensos akan memastikan bantuan diterima agar mereka yang terdampak bencana tidak jatuh miskin. Intinya Kemensos tidak mau ada orang miskin baru akibat bencana ini, karena itu ada bantuan sosial.*
Baca juga: Kemensos kirimkan bantuan pertama ke Balaesang Tanjung
Baca juga: Kemensos sediakan 12 pos layanan dukungan psikososial Sulteng
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018