Jakarta (ANTARA News) – Usia remaja merupakan masa berkembangnya seorang manusia sebelum menemukan identitas diri menuju usia dewasa, yang terbentuk melalui dua hal yakni "self image" dan "self esteem".
Dokter kesehatan Jiwa Anak dan Remaja dr. Fransiska Kaligis, Sp.KJ (K) mengungkapkan remaja melihat dirinya sendiri, kemudian bereksperimen dengan melihat orang lain yang sesuai dengan dirinya.
"Karakter remaja ini dipengaruhi oleh self image, bagaimana dia merasakan dirinya, apakah positif atau negatif? Kemudian ada pula self esteem, yang merujuk pada remaja mengevaluasi dirinya, misalnya saya pintar, saya jelek, dan lain sebagainya,” terang Fransiska dalam seminar Mental Health Among Youth di Jakarta, Jumat.
Remaja yang memiliki self image positif, sambungnya, memiliki ciri, seperti senang bertemu dengan orang baru, tidak khawatir dengan penilaian orang lain, berani mengekspresikan diri, hingga memiliki pikiran "Saya berpikir saya sanggup".
"Berbeda dengan remaja dengan self image negatif. Remaja ini tidak percaya dirinya sendiri, melihat bahwa sekitarnya itu menjelekkan dirinya, sulit memaafkan, takut untuk menunjukkan kreativitasnya, hingga mereka berpikir, ’Saya tidak dapat melakukannya’,” ungkap dia.
Dokter kejiwaan dari Divisi Psikiatri Anak dan Remaja, Departemen Psikiatri FKUI-RSCM itu memberikan saran bagaimana membangun self image pada remaja.
"Menjadi diri sendiri, melakukan apa yang menjadi minatnya, cukup istirahat dan bersantai, menghitung berkat setiap hari, menuliskan kekuatan dan kelemahan, memiliki komunitas yang memberikan kekuatan positif," sebut dia.
Demikian pula dengan meningkatan self esteem seorang remaja, dokter yang berpratik di RSCM ini menunjukkan caranya, yakni bersama dengan orang yang memerlakukan diri remaja itu baik, menerima bahwa segala sesuatu tidak berjalan sempurna, lebih fokus pada sesuatu yang positif dibanding negatif, memberi dan menolong.
"Lakukan aktivitas fisik selama 60 menit setiap hari atau tiga kali seminggu. Sebab, hal tersebut dapat membangun kepercayaan diri dan kemampuan sosial, meningkatkan konsentrasi, menjaga berat badan, meningkatkan kualitas tidur dan perasaan baik dalam diri," pungkas dr. Siska.
Baca juga: Alasan penting memberikan pertolongan pertama psikologis pada remaja pascabencana
Oleh Anggarini Paramita
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018