Dalam laman Kantor Berita Saudi (SPA) yang dikutip di Jakarta, Sabtu, menteri menyampaikan kekecewaan Kerajaan Arab Saudi atas hal tersebut mengecam tuduhan palsu yang beredar di beberapa media tentang keterkaitan antara pemerintah dan hilangnya Jamal Khashoggi.
Dia juga menekankan bahwa berita tentang perintah untuk membunuh Khashoggi adalah kebohongan dan tuduhan tak berdasar terhadap pemerintah kerajaan yang berkomitmen pada prinsip-prinsip, aturan dan tradisi serta hukum dan konvensi internasional.
Menteri memuji kerja sama dengan Turki melalui Komisi Investigasi Bersama dan saluran resmi lainnya, serta menekankan pentingnya peran media dalam mengirimkan fakta dan tidak mempengaruhi jalur penyelidikan dan proses pengadilan.
Dia juga menekankan perhatian kerajaan pada kepentingan warganya baik ketika berada di dalam dan di luar negeri, serta kesungguhan pemerintah untuk mengklarifikasi seluruh kebenaran tentang hilangnya Khashoggi.
Al Jazeera melaporkan bahwa wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen yang menyatakan bahwa dia menceraikan mantan istrinya. Sejak saat itu Khashoggi tidak pernah terlihat lagi.
Sumber-sumber Turki mengatakan kepada media bahwa mereka yakin penulis dan kritikus Saudi itu tewas di dalam konsulat dalam apa yang mereka gambarkan sebagai "pembunuhan terencana".
Para pejabat Saudi telah membantah tuduhan tersebut dan bersikeras bahwa Khashoggi meninggalkan gedung tersebut sebelum dinyatakan hilang.
Pewarta: Libertina W. Ambari
Editor: Bambang Purwanto
Copyright © ANTARA 2018