• Beranda
  • Berita
  • BMKG: waspadai potensi banjir bandang di Sulteng

BMKG: waspadai potensi banjir bandang di Sulteng

15 Oktober 2018 20:08 WIB
BMKG: waspadai potensi banjir bandang di Sulteng
Seorang anak berada di depan rumah seorang warga terendam banjir di Kelurahan Pantoloan, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu (25/1). Hujan deras yang melanda kawasan tersebut mengakibatkan sejumlah rumah dan badan jalan yang menghubungkan Kota Palu - Kabupaten Donggala dan Tolitoli terendam banjir setinggi 40 hingga 60 cm. (Dok ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Jakarta,  (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir bandang di sejumlah wilayah Indonesia termasuk di Sulawesi Tengah, seiring semakin meningkatnya curah hujan.

"Mulai masuk musim penghujan berpotensi banjir dan longsor. Daerah yang berpotensi hujan ekstrem sekaligus berdekatan dengan patahan-patahan aktif dan di daerah itulah rentan banjir bandang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta, Senin.

Wilayah yang rawan terjadinya banjir bandang adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

Dwikorita menjelaskan banjir bandang dikontrol oleh tiga kondisi utama, yaitu kondisi geologi yang terjadi pada daerah hulu dari sungai-sungai yang mengalir di zona pegunungan dengan tektonik aktif, yang berkaitan dengan kondisi patahan aktif dan sesar-sesar yang membentuk pegunungan dan lembah-lembah sungai.

Kedua adalah kondisi kegempaan dengan kekuatan mulai dari 2,5-4 Skala Richter. Kondisi ketiga yakni dipicu hujan ekstrem pada daerah rentan longsor yang dikontrol kondisi geologi dan kegempaan.

"Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya longsor-longsor atau reruntuhan batuan pada lereng dan lembah sungai pegunungan atau perbukitan tektonik aktif," ucapnya.

Endapan longsor kemudian terakumulasi di dalam lembah-lembah sungai yang akhirnya menghambat aliran sungai dari arah hulu.

Ketika terjadi hujan ekstrem, endapan longsor itu akan tertekan sehingga jebol dan membentuk aliran tanah pekat bercampur air sungai dan material longsor seperti pohon tumbang dan ranting kayu yang meluncur dengan kecepatan tinggi.

Aliran tersebut merupakan banjir bandang. "Jangkauan aliran banjir bandang dapat mencapai beberapa kilometer dari  hulu," ujarnya.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir bandang.

Masyarakat juga dapat mengamati beberapa tanda-tanda awal atau gejala banjir bandang, yakni air sungai yang tiba-tiba berwarna keruh atau mengalir bersama lumpur, pasir dan bahkan disertai ranting-ranting kayu, kadang disertai kenaikan muka air sungai sekitar 10-20 sentimeter.

Tanda lain adalah cuaca di pegunungan atau perbukitan hulu sungai terlihat mendung atau berawan tebal.

"Mari kita tingkatkan kewaspadaan dengan terus mengikuti perkembangan informasi," katanya.


Baca juga: 17 korban meninggal banjir bandang Mandailing Natal, Sumut dievakuasi
Baca juga: Tiga warga hilang akibat banjir Tanah Datar

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018