Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mendorong penerapan Program Inovasi Desa (PID) sebagai upaya mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan.
"Kita memiliki inovasi desa dari seluruh penjuru desa. Tiap inovasi kita dokumentasikan dalam bentuk tertulis maupun video sehingga mudah dilihat oleh masyarakat desa. Sekarang sudah ada lebih dari 30.000 inovasi yang bisa di-copy desa-desa lainnya," tutur Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Eko setelah acara Fourt High-Level Meeting on Country-Led Knowledge Sharing HLM 4 “Local Innovation as a Driver for Global Development” bertema Institutionalizing Knowledge Sharing: Pathways to Foster Local Innovation di Nusa Dua Bali, Senin.
Dalam pelaksanaan program tersebut, Menteri Eko mengaku turut dibantu pendampingnya. Dia juga menjelaskan pemberian insentif ke desa-desa untuk merangsang munculnya inovasi baru sehingga inovasi-inovasi pengembangan tersebut dapat dijadikan contoh bagi desa lain.
"Kita bantu kasih insentif. Tahun ini kita sediakan US$100 ribu untuk memberikan insentif. Setiap desa bisa dapat sampai Rp1,5 Miliar untuk mengimplementasikan dan mengembangkan inovasi yang ada di desa. Misal, mau membuat desa wisata kita bantu dampingi dan kita libatkan stakeholder yang lainnya baik pemerintah maupun swasta. Lalu kita kasih dana sampai Rp1,5 Miliar untuk membantu supaya program itu bisa jalan," sambung Menteri Eko.
Dia mencontohkan Desa Kutuh di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali yang pada awalnya termasuk dalam kategori miskin. Namun, dengan mengembangkan sektor pariwisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) seperti Pantai Pandawa, desa tersebut saat ini memiliki omzet lebih dari Rp34 miliar dengan laba bersih lebih dari Rp14 miliar. Desa itu saat ini telah menjadi desa yang mandiri.
"Misal seperti di Desa Kutuh. Dulunya desa miskin dan mayoritas dari usahanya adalah bertani rumput laut, tapi karena ada virus jadi masalah. Nah akhirnya karena ada pantai di kawasan tebing, lokasi itu kemudian dikelola agar masyarakat bisa turun ke pantai. Itu di Pantai Pandawa. Sebuah proyek besar yang dikerjakan masif oleh desa dan mereka ternyata bisa," tutur Menteri Eko.
Sementara itu, Senior Director for the World Bank Group’s Social, Urban, Rural, and Resilience Global Practice Ede Ijjasz-Vasquez mengatakan pihaknya berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal yang berbasis inovasi. Selain itu, Bank Dunia juga berkomitmen untuk bekerja sama mendukung rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana yang baru terjadi di Lombok dan Sulawesi Tengah.
“Yang terpenting adalah kita bisa saling bertukar informasi, pengalaman, dan praktik baik pembangunan, salah satunya juga dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan. Pertemuan ini menjadi momentum yang sangat baik untuk mencari solusi berbasis kearifan lokal yang bisa dipelajari dunia internasional,” kata Ijjasz Vasquez.(KR-KAT)
Pewarta: Katriana
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018