Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengakui terjadi kekurangan tenda darurat yang diperuntukkan bagi kelas darurat di pengungsian.Dukungan sosial sangat dibutuhkan anak-anak. Tidak hanya di sekolah, tetapi juga lingkungan yang ramah pada anak.
"Seperti yang diketahui, bencana terjadi secara beruntun mulai dari Nusa Tenggara Barat (NTB) lalu Sulawesi Tengah, karena terjadinya beruntun maka penanganan di bidang pendidikan menjadi sangat merepotkan," ujar Muhadjir dalam konferensi pers pemberian bantuan peralatan edukasi dar UNICEF di Jakarta, Selasa.
Semua tenda dan bantuan dari UNICEF sudah disebar di NTB. Akibatnya Sulawesi Tengah mengalami kekurangan tenda.
"Terakhir tenda yang baru terpasang sebanyak 18 tenda. Saat saya ke Sulawesi Tengah, saya beri arahan agar ada kelas darurat yang dibangun masyarakat dan Kemendikbud akan membantu memberikan terpal sebagai atap dengan biaya pemasangan Rp30 juta," jelas dia.
Dia menambahkan pihaknya akan memesan tenda yang baru, namun ada prosedur yang harus dilewati yakni proses lelang.
Dengan hadirnya bantuan dari UNICEF, kata dia, maka akan sangat membantu proses kegiatan belajar-mengajar di Sulawesi Tengah.
Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang Membidangi Anak-anak (UNICEF) memberikan bantuan sebanyak 65 tenda yang diperuntukkan sebagai kelas darurat dan sejumlah kotak mainan.
"Dukungan sosial sangat dibutuhkan anak-anak. Tidak hanya di sekolah, tetapi juga lingkungan yang ramah pada anak," kata Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Debora Comini.
Kemendikbud dan UNICF berencana untuk membangun sebanyak 450 tenda yang diperuntukkan sebagai kelas darurat. Debora menyebutkan bantuan tersebut diharapkan dapat membantu anak untuk menghilangkan rasa trauma. Saat ini, sudah terpasang sebanyak 19 tenda darurat.
"Meski dalam kondisi bencana, anak-anak harus tetap mendapatkan akses pendidikan," imbuh dia.*
Baca juga: Mendikbud segera dirikan sekolah darurat gempa di Sulteng
Baca juga: Tenda serbaguna jadi rumah sakit darurat
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018