Jakarta (ANTARA News) - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Budi Waseso menyatakan anggotanya tak terlibat dalam video viral yang menunjukkan anak-anak beseragam mirip Pramuka meneriakkan yel-yel 2019 ganti presiden.Kalau dia atas namakan Pramuka maka saya lakukan tindakan hukum
"Nah ternyata hasil penelitian kami, dari hasil yang kami lihat, baik itu di Internet atau di Youtube yang sekarang sedang viral, kami menemukan bahwa tidak ada pembina Pramuka," kata pejabat yang biasa disapa Buwas itu di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa dalam kegiatannya anggota Pramuka didampingi pembina dan biasanya mengenakan seragam yang dilengkapi sejumlah atribut penanda kecakapan.
Anggota Pramuka, ia melanjutkan, bisa dikenali dari Tanda Kecakapan Umum (TKU), Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dan lencana kwarda wilayah pada seragamnya.
Dalam video yang beredar, menurut dia, hanya terlihat orang-orang yang mengenakan seragam mirip seragam Pramuka tanpa tutup kepala berciri Pramuka dan lambang kepanduan.
Ia menambahkan bahwa hanya dengan mengenakan seragam Pramuka saja seseorang tidak bisa dikatakan sebagai anggota Pramuka. Identitas seorang anggota Pramuka, kata dia, harus dilihat secara menyeluruh, bukan hanya dari bajunya.
Buwas juga menyatakan siap mengambil langkah hukum kalau ada pihak-pihak yang melakukan tindakan politis dengann mengatasnamakan Pramuka.
"Kalau dia atas namakan Pramuka maka saya lakukan tindakan hukum," kata Buwas, yang menegaskan bahwa sikap Pramuka netral dalam politik.
Baca juga:
Kwarnas Pramuka tanggapi video viral soal 2019 ganti presiden
Kwarda Jatim protes tayangan pramuka teriakkan ganti presiden
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018