Sirkuit yang menjadi rumah bagi tim Honda, Yamaha dan Suzuki itu menjadi salah satu sirkuit dengan karakter pengereman paling keras di kalender MotoGP.
"Selain faktor trek dengan pengereman keras, kalian harus banyak fokus terhadap kekuatan rem untuk memastikan kalian tidak melewati apex. Selain itu biasanya kalian harus bekerja keras untuk menjaga keawetan rem," demikian Guilio Nava, kepala kru Aprilia Racing Team Gressini kepada Motogp.com, Selasa.
Selain memiliki pengereman yang baik, motor juga harus memiliki daya cengkeram atau grip depan yang bagus. Karena selain memiliki sejumlah tikungan stop and go, Sirkuti Motegi juga memiliki sejumlah tikungan yang panjang seperti yang terletak setelah di jembatan pertama.
"Jadi harus punya grip bagus di san agar bisa merubah arah dengan efektif di sana. Saya pikir sirkuit ini cukup sulit," kata Nava.
Jose Manuel Cazeaux dari Tim Suzuki Ecstar juga menggarisbawahi pentingnya memiliki kekuatan rem yang kuat.
"Karena kalian menyetel motor untuk mengerem, untuk kuat di pengereman keras, maka konsekuensinya adalah kalian akan mendapati wheelie (roda depan terangkat ketika akselerasi). Dan tentunya paket yang dinamis adalah poin kunci karena akselerasi itu bisa menang atau kalah banyak di sana," kata Cazeaux.
Kemudian Cristian Gabarrini dari Tim Ducati menitikberatkan kepada faktor aerodinamika motor.
Untuk berakselerasi kencang, maka motor akan menggunakan banyak tenaga dan harus menghindari wheelie, jadi motro harus mengandalkan downforce yang baik. Dalam hal ini konsekuensinya adalah tingginya konsumsi bahan bakar, kata Gabarrini.
"Konsumsi bahan bakar bisa menjadi masalah, tapi kita harus berkompromi, bukan? Demikian pula bagi tim yang lain," kata Gabarrini.
Bagi Silvano Galbusera, Movistar Yamaha Motogp, timnya optimis bisa meraih hasil bagus di Motegi.
"Biasanya Motegi bagi Vale (Valentino Rossi) adalah trek yang bagus, dia suka, jadi kami berupaya menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan hasil yang bagus. Tapi tidak ada sektor tertentu yang kami temui kesulitan di sana dengan motor kami," kata Galbusera.
Jika tim pabrikan lain sudah banyak makan asam garam di Motegi, maka tim Red Bull KTM Factory Racing baru sekali turun di Motegi ketika melakukan debut di kelas premier itu pada 2017.
Paul Trevathan dari Red Bull KTM Factory Racing mengungkapkan jika timnya tidak terlalu diuntungkan karena baru sekali turun di Motegi dan itu pun dalam balapan basah.
"Jadi kami belum mempunyai referensi di sini ketika kering, dan iya itu akan menjadi tantangan yang menarik untuk melihat apa yang kita perlukan di sana," kata Trevathan.
Pebalap Tim Repsol Honda Marc Marquez memiliki peluang untuk kembali mengunci gelar juara di sirkuit Motegi, kandang bagi tim Honda, seperti yang dia lakukan pada musim 2016.
"Seperti balapan lainnya, balapan nanti akan sulit dan di bawah tekanan karena kami membalap di kandang," kata Giacomo Guidotti dari tim Repsol Honda.
Marquez yang diproyeksikan untuk kembali mengulang sejarah, dengan Andrea Dovizioso, Tim Ducati, sebagai penantang utama di lintasan.
Baca juga: Marquez berpeluang ulangi sejarah 2016 di Motegi
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018