Penjualan Ford turun 43 persen pada September ini dibandingkan tahun sebelumnya, turun 30 persen dalam sembilan bulan pertama 2018 ketimbang periode yang sama tahun lalu, seperti dilansir Reuters, Selasa.
Pihak Ford pusat menyalahkan manajemen di China yang lambat dalam memperkenalkan model baru, sehingga kurang diminati konsumen, yang dianggap menjadi faktor penyebab turunnya penjualan.
Di sisi lain, Ford Territory merupakan produk kolaborasi dengan Jiangling Motors Corp, yang akan mulai dijual pada awal tahun depan.
Baca juga: Bermesin langka, Ford Escort RS1600 1972 laku Rp1,3 miliar
Sesuai dengan segmennya, model SUV kecil ini mengincar konsumen pembeli mobil pertama di China atau kalangan menengah ke bawah dengan harapan dapat merengkuh pasar yang besar. Ford Territory akan bersaing melawan pabrikan lokal Geely yang juga fokus menggarap pasar itu.
Ford Territory merupakan satu dari 50 kendaraan baru atau rancangan ulang yang bakal dirilis Ford di China mulai tahun ini hingga 2025, termasuk Ford Focus yang akan dikenalkan juga tahun ini.
"Semua kendaraan ini -- Ford Territory, Ford Focus dan Ford Escort ... semuanya akan mulai berkontribusi volume penjualan di kuartal pertama (2019)", kata pimpinan Ford China dan Asia, Peter Fleet.
Fleet yakin penjualan Ford Territory akan menuai hasil positif berkat ketersediaan 650 diler lokal di China.
"Ini tentu saja industri yang sangat besar. Dengan pangsa pasar Ford yang relatif rendah, masih menghadirkan peluang besar bagi Ford," katanya.
Dia menambahkan, perusahaan tidak melihat adanya dampak atas perang dagang antara China dan Amerika Serikat, demikian Reuters.
Baca juga: Mobil-mobil buatan Amerika ini punya harga di bawah Rp100 juta
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018