"Saat ini kita harus mendapat suntikan (vaksin) flu setiap tahun," kata Dr. Osterholm dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu.
Vaksinasi tersebut dilakukan untuk mencegah terserang virus influenza.
Dengan memvaksin masyarakat secara luas, pihaknya berharap hal itu bisa menghentikan penyerangan flu musiman.
Menurut dia, dunia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang sering dianggap remeh namun kenyataannya berbahaya yakni influenza.
"Kita akan mengalami pandemi influenza yang buruk," katanya.
Pandemi influenza adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia.
Pihaknya mencatat, pada tahun 2017, flu musiman telah mengakibatkan nyawa 80 ribu orang di Amerika Serikat, melayang.
Dikatakannya, pemberian vaksin merupakan upaya pencegahan terhadap virus influenza. Namun demikian, tubuh yang sudah divaksin belum tentu resisten terhadap semua virus influenza. Pasalnya beberapa strain virus influenza telah resisten terhadap vaksin karena virus telah bermutasi.
"Vaksin flu musiman efektif 30-50 persen. Beberapa strain bisa lebih tinggi (dosis vaksin). Ada juga (divaksin) tapi tidak efektif (terhadap strain flu tertentu)," katanya.
Menurut dia, saat ini diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk menemukan vaksin flu baru yang berbeda dari yang sudah ada, yang dapat melindungi tubuh dari berbagai jenis influenza.
"Kita butuh vaksin flu yang lebih baik. Saya melihat di masa depan bahwa kita hanya perlu divaksin satu kali dan (vaksin) bertahan hingga 10-20 tahun dan dapat melindungi diri dari berbagai strain influenza, tidak hanya strain musiman, tapi juga strain pandemi (influenza)," katanya.
Baca juga: Ilmuwan: Dunia hadapi bahaya pandemi influenza
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018