Pengurus Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dr. Ade Tobing, Sp.KO pernah menangani kasus osteoporosis pada usia remaja.
Padahal, osteoporosis umumnya menyerang kaum hawa dengan rentang usia 50 sampai 80 tahun.
“Saya pernah menangani dua kasus remaja yang usia 18 tahun dan 21 tahun. Mereka itu ingin menguruskan badannya. Sayangnya, hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun proses diet itu berlangsung justru membuat hormon estrogen menurun hingga hampir nol,” cerita dr. Ade saat ditemui usai acara “Hidup Aktif Cegah Osteoporosis Mulai dari Saya” di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Sering pegal? bisa jadi sinyal bahaya
Tanpa disadari, sambung dr. Ade, akibat diet tanpa konsultasi itu menyebabkan kedua menderita osteoporosis.
“Seseorang yang mengalami osteoporosis ini dapat dicurigai melalui siklus haidnya. Tidak rutin haid atau tidak sama sekali haid bisa mengarah pada osteoporosis,” tegasnya.
Jika terjadi kasus seperti tadi, lanjut dr. Ade, mesti dilakukan pemberian hormon estrogen ke dalam tubuh untuk kembali membantu memadatkan tulang mereka.
Baca juga: Gangguan tidur tingkatkan risiko osteoporosis
Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018