Para pimpinan Uni Eropa akan mengumumkan rancangan undang-undang ini pada bulan depan, sambil menunggu masukan dari negara anggota sebelum menerapkannya pada tahun depan, dilansir Reuters, Jumat (19/10).
Keputusan itu sangat penting bagi pembuat mobil dan operator telekomunikasi serta pembuat peralatan, karena pasar mobil terkoneksi internet diperkirakan dapat meraup uang bernilai milyaran euro per tahun.
Saat ini beberapa model mobil terkoneksi sudah tersedia di Eropa, sehingga para pengambil kebijakan di Benua Biru bergegas membuat aturan yang mendorong kerja sama antara produsen untuk memproduksi mobil yang lebih aman dan efisien melalui peraturan tersebut.
Hadirnya perlindungan hukum dan spesifikasi teknis yang menjadi standar pada mobil terkoneksi 5G tidak hanya menguntungkan produsen, namun ikut meyakinkan konsumen untuk membeli kendaraan berteknologi baru itu.
Baca juga: Bos Huawei: ponsel lipat 5G hadir tahun depan
Baca juga: Oppo selesaikan uji coba 5G pertama dengan modem Snapdragon X50
Rancangan aturan yang didapatkan Reuters itu diklaim akan membuka jalan bagi mobil-mobil yang sudah dilengkapi wifi -- yang disebut ITS-G5 -- untuk mulai berkiprah di Eropa pada tahun depan.
Regulator akan meninjau aturan itu pada tiga tahun setelah proses implementasi berjalan dengan memperhitungkan teknologi baru yang digunakan.
Jika Eropa memutuskan menggunakan teknologi ITS-G5, maka teknologi 5G saingan yang bernama C-V2X membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk mendapatkan persetujuan dari Uni Eropa.
Kendati demikian, para pabrikan mobil yang terlanjur menggunakan C-V2X berharap proses persetujuan dapat diraih dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Volkswagen, Renault, NXP, Autotalks, dan Kapsch TrafficCom merupakan kelompok yang mendorong teknologi ITS-G5.
Menurut mereka, ITS-G5 telah teruji secara layak dan sepenuhnya sesuai standar dalam proyek-proyek yang didanai pemerintah Eropa.
Namun, nama-nama besar antara lain Daimler, Ford, PSA Group, Deutsche Telekom, Ericsson, Huawei, Intel, Qualcomm dan Samsung, justru mengatakan bahwa sistem C-V2X memiliki cakupan aplikasi yang lebih luas serta lebih mendukung pembaruan di masa depan, demikian Reuters.
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018