"Kebiasaan makan sehat itu berasal dari perilaku. Kapan mengenalkannya? Dimulai sejak dia mendapatkan makanan di luar ASI, usia 6 bulan," ujar ahli gizi dari Poltekkes Kemenkes, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes.pada konferensi pers dalam rangka perayaan International Chefs Day 2018 di Jakarta, Sabtu.
Kalau masa ini terlanjur terlewat, cobalah kenalkan makanan sehat saat sudah bisa mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) atau saat usianya berusia 1 tahun.
Bila masa ini kembali terlewat, masih ada kesempatan mengenalkan makanan sehat saat dia mulai memasuki sekolah. Hanya saja, pada masa itu orangtua perlu bantuan orang lain misalnya sosok di luar keluarga yang menjadi panutan si anak. Guru di sekolahnya, misalnya.
"Butuh dukungan sekitar, enggak bisa hanya dari orangtua. Saat usia sekolah dasar ingin mengenalkan pola makan sehat misalnya, cari tahu sosok yang dia sukai misalnya gurunya. Libatkan gurunya," papar Rita.
Melalui cara ini, perlahan akan terbentuk perilaku baru yang bisa mengalahkan perilaku lama seperti memilih-milih makanan dan justru menolak mengonsumsi makanan sehat.
Baca juga: Picky Eater pada anak bisa sebabkan stunting
Rita mengingatkan, pola makan yang sehat penting untuk tumbuh kembang anak dan ini perlu penanaman agar menjadi kebiasaan.
"Seringkali kita lalai memperhatikan asupan gizi anak, padahal pemenuhan gizi dapat menentukan masa depan si kecil. Asupan gizi optimal akan mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang berperan dalam tumbuh kembang anak, termasuk pembentukan karakter," tutur dia.
Baca juga: Makanan agar otak sehat
Baca juga: Lula Kamal beri tips sehat konsumsi makanan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018