• Beranda
  • Berita
  • Peta Jalan Making Indonesia 4.0 diharapkan pangkas impor elektronika

Peta Jalan Making Indonesia 4.0 diharapkan pangkas impor elektronika

21 Oktober 2018 09:29 WIB
Peta Jalan Making Indonesia 4.0 diharapkan pangkas impor elektronika
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih saat peluncuran Making Indonesia 4.0 Startup di Jakarta, Kamis. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Making Indonesia 4.0 diharapkan mampu memangkas impor komponen industri elektronika, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengambangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara.

"Dengan penerapan roadmap Making Indonesia 4.0, diharapkan dapat mengembangkan para pemain lokal andalan yang berkemampuan tinggi dalam mengurangi rasio impor untuk komponen elektronika sebesar 20 persen hingga 2021," kata Ngakan melalui keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.

Menurut Ngakan, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah BPPI Kemenperin, siap menyediakan sarana riset dan perekayasaan serta mendukung pelayanan standardisasi melalui laboratorium pengujian untuk komponen elektronika, di antaranya resistor, switch dan relay, induktor, lilitan, serta baterai.

B4T, tambahnya, berkomitmen melakukan penguatan terhadap industri komponen elektronika di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan suplai bahan baku dasar domestik dan membangun kemampuan manufaktur komponen bernilai tambah tinggi.

"Upaya tersebut sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0, yang memfokuskan pada perbaikan aliran material dalam rangka mendukung proses produksi sektor manufakturnya sehingga mengurangi ketergantungan impor," ujar Ngakan.

Pemerintah juga berupaya menarik investasi industri elektronika kelas dunia sehingga ke depan manufaktur domestik dapat memiliki daya saing global. Untuk itu diperlukan pemberian fasilitas insentif yang menarik.

"Dengan demikian kita dapat membangun manufaktur kelas atas, seperti yang memiliki kemampuan dalam industri komponen ponsel dan baterai untuk kendaraan listrik," ujarnya.

Selain itu diperlukan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui program pendidikan vokasi industri serta program foreign talent mobility sesuai kebutuhan saat ini.

Langkah lainnya adalah memacu terciptanya inovasi lokal. Misalnya dengan membangun litbang nasional, pemberian insentif litbang swasta, dan transfer teknologi dari perusahaan kelas dunia.

Apalagi, secara regional, Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan industri elektronika karena tersedianya pasar domestik yang besar.

"Maka itu, di dalam Making Indonesia 4.0, industri elektronika merupakan satu dari lima sektor yang diprioritaskan pengembangannya agar siap memasuki era revolusi industri keempat," imbuhnya.
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018