Menag: Santri harus jadi pionir perdamaian

21 Oktober 2018 21:10 WIB
Menag: Santri harus jadi pionir perdamaian
Sejumlah santri membentangkan bendera Merah Putih saat kirab memperingati Hari Santri Nasional di halaman kantor DPRD Sumsel, Palembang, Sumsel, Sabtu (20/10/2018). Sebanyak 15.000 Santri se-kota Palembang turut memeriahkan kirab yang mengambil tema "Bersama Santri Damailah Negeri. (ANTARA FOTO/Feny Selly/pras).

Kecintaan pada agama dan kecintaan pada negara marilah dibuktikan dengan menyatukan kembali saudara saudari kita yang terbelah karena berbeda pilihan

Bandung (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan para santri harus tampil sebagai pionir dalam membawa pesan-pesan perdamaian ke seluruh penjuru negeri.

"Hari Santri Nasional ini harus mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi beragama di Indonesia," ujar Menag dalam sambutan peringatan Hari Santri Nasional 2018 di Lapang Gasibu, Kota Bandung, Minggu.

Menurut Lukman, para santri harus menjadi garda terdepan dalam menebarkan napas perdamaian untuk menghilangkan benih-benih perpecahan yang disebabkan berita bohong (hoax), kebencian akibat perbedaan pandangan, serta propaganda kekerasan yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Karenanya para santri semestinya makin kuat bersuara dan aktif memberi teladan perdamaian di era yang gampang gerak ini. Mari tebarkan kedamaian di mana pun kapanpun dan pada siapa pun," kata dia.

Ia menjelaskan, HSN telah ditetapkan tiga tahun lalu melalui Keputusan Presiden nomor 22 tahun 2016.

"Hari santri menjadi prasasti bagi kita semua untuk menegaskan bahwa bernegara sama pentingnya dengan beragama," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Menag juga mengajak seluruh santri untuk tidak melupakan jasa ulama pada masa penjajahan, yang berkontribusi "mengawinkan" agama dan bernegara dalam satu koridor yang sama.

 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018