Prosesi seremonial pelepasan ekspor dua produk tersebut ditandai dengan pemukulan kendi berisi air kembang ke arah bagian bemper truk kontainer berisi mobil All New Ertiga, yang dilakukan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Presiden Direktur Suzuki Motor Corporation Toshihiro Suzuki dan Presiden Direktur PT. SIM Seiji Itayama.
Setelah itu, Airlangga, Toshihiro dan Seiji membunyikan sirene sebagai simbol bahwa ekspor Suzuki All New Ertiga dan NEX II telah dimulai.
"Hari ini sangat bersejarah bagi kami, karena ekspor produk terbaru kami, yaitu All-New New Ertiga dan NEX II mulai dilakukan," ujar Seiji.
Seiji mengatakan peresmian ekspor untuk dua produk karya anak bangsa yang dirakit di Pabrik Cikarang dan Tambun ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan ekspor, sekaligus memajukan perekonomian dalam negeri.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan PT. SIM terhadap rencana roadmap 4IR atau Revolusi Industri 4.0 yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, di mana dalam roadmap itu disebutkan bahwa industri otomotif menjadi salah satu sektor penggerak perekonomian dalam negeri lewat perannya sebagai pemain terkemuka dalam kegiatan ekspor.
Pada 2017, PT. SIM telah melakukan ekspor senilai Rp7,8 triliun, atau setara dengan 33 persen omzet dari perusahaan. Seiji mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan ekspor 1,5 kali lipat menjadi Rp11,3 triliun hingga tahun 2022.
"Untuk mencapai target tersebut, kami akan meningkatkan investasi, baik investasi sumber daya manusia maupun investasi fasilitas," ujarnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa Pemerintah mengapresiasi langkah Suzuki untuk meningkatkan ekspor di Indonesia.
"Ini adalah jawaban yang disampaikan oleh Suzuki sebagai harapan dari Pemerintah untuk mendorong investasi dan meningkatkan ekspor. Seperti yang sering disampaikan oleh bapak Presiden bahwa kunci dari perekonomian di Indonesia adalah investasi dan ekspor, dan PT. Suzuki (SIM) sudah menjalankan itu," terang Airlangga.
All New Ertiga rencananya akan diekspor sebanyak 12.000 unit ke lebih dari 20 negara, termasuk Meksiko, Filipina, Peru, Barbados, Bolivia, Brunei Darussalam, Cili, Kolombia, Kostarika, Haiti, Jepang, dan Panama.
Sedangkan NEX II mulai dikapalkan ke Filipina dalam bentuk CBU (Completely Built Up). Kemudian kedepannya motor berjenis matic itu akan diekspor dalam bentuk CKD (Completely Knock Down) ke Kamboja.
Saat ini, PT. SIM telah mengekspor sebanyak 4.456 unit NEX II sejak Agustus 2018. Mereka menargetkan untuk menyalurkan 18.660 unit NEX II ke dua negara tersebut hingga Maret 2019.
Ini bukan kali pertama bagi Suzuki Indonesia mengekspor produknya ke luar negeri. Sejarah ekspor sudah dimulai sejak tahun 1993 lewat model Carry Futura, Carry Real Van dan Katana.
Kegiatan ekspor kemudian dilanjutkan dengan model-model lainnya, seperti Baleno, Karimun (1998), APV (2004), Carry 1.0, Grand Vitara, Swift (2008), SX4 (2010), Ertiga (2013) dan Karimun Wagon R (2015).
Selama 25 tahun menjadi eksportir mobil, Suzuki telah memasarkan 478.351 unit baik dalam bentuk CBU maupun CKD ke berbagai negara.
Adapun untuk sepeda motor, kegiatan ekspor telah dimulai pada tahun 2012, di mana pada saat itu Suzuki untuk pertama kalinya mengekspor model Satria FU150, Smash FI, Nex, dan Let's dalam bentuk CBU.
Kegiatan ekspor sepeda motor dalam bentuk CBU kembali dilakukan pada 2014 lewat model Adress dan tahun 2016 dengan model GSX Series.
Sedangkan ekspor sepeda motor dalam bentuk CKD dimulai pada 2012 dengan produk Shogun 125, Satria FU150, Raider (Youngstar), Thunder 125, Shooter, Nex dan Let's. Hingga September 2018, sebanyak 699.481 unit sepeda motor baik dalam bentuk CBU maupun CKD telah diekspor ke 39 negara.
Baca juga: Suzuki mulai ekspor Ertiga ke Amerika Latin, Meksiko jadi pasar utama
Baca juga: Suzuki dukung kegiatan komunitas lewat Munas Ertiga dan Grand Vitara
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018