Bekasi (ANTARA News) - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menganggap polemik kerja sama pemanfaatan lahan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu(TPST) Bantargebang dipicu miskomunikasi.Banyak hal yang kita diskusikan berkaitan dengan kegiatan bersama antara Jakarta dan Bekasi. Insya Allah ini bisa menjadi awalan yang baik dan baru bagi kita semua untuk saling mendukung kepentingan bersama.
"Terjadi miskomunikasi, tidak ada yang berubah terhadap komitmen dari pemerintah DKI Jakarta ke daerah terkait kemitraan dan pengelolaan TPST Bantargebang. Saya sudahmendengar langsung dari Gubernur DKI Jakarta dan perasaan saya jadi adem sekarang," katanya, Senin.
Hal itu diungkapkan Rahmat usai menggelar pertemuan secara tertutup dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membahas khusus penyelesaian polemik TPST Bantargebang.
Dalam pertemuan selama lebih kurang satu jam di Balai Kota Jakarta itu, Rahmat, mengungkap telah terjadi miskomunikasi antara dirinya dengan Anies dalam hal koordinasi melalui sambungan telepon.
"Rupanya, Gubernur (Anies Baswedan) telah menghubungi saya sebanyak dua kali pada dua hari yang lalu. Hanya saja, saya tidak tahu bahwa nomor telepon yang masuk ke ponsel saya itu merupakan nomor telepon pibadi beliau (Anies Baswedan)," katanya.
Dikatakan Rahmat, kekeliruannya atas komunikasi itu juga dipicu tidak adanya pemberitahuan dari Anies melalui pesan singkat bahwa dirinya menelpon Rahmat Effendi berkaitan dengan masalah Bantargebang.
"Harusnya ada pemberitahuan (dari Anies), Pak ini nomor saya. Pas tadi saya cek, ternyata memang benar ada panggilan telepon dari nomor Gubernur ke HP saya dua hari lalu," katanya.
Sebelumnya, Rahmat menilai Anies tidak memiliki inisiatif untuk menyelesaikan persoalan kerja sama TPST Bantargebang melalui komitmen kompensasi dana bau maupun dana hibah kemitraan pada 2018.
Puncaknya, Rahmat menginstruksikan jajaran Dinas Perhubungan untuk menghentikan operasional puluhan truk sampah DKI Jakarta yang tengah melaju menuju TPST Bantargebang di Jalan Ahmad Yani pada pekan lalu sebagai bentuk peringatan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk patuh pada komitmen kerja sama pengelolaan TPST Bantargebang.
Upaya tersebut rupanya memancing respons dari Pemprov DKI Jakarta yang hari ini(Senin) mengundang Rahmat dan jajarannya bertemu dengan Anies di Balai Kota Jakarta.
"Komunikasi saya selama ini hanya melalui Sekda-nya saja yang menyampaikan bahwa hari ini (Senin) ditunggu pukul 11.00 WIB di Balai Kota. Saya bilang saya mau ketemu di kantor beliau (Anies)," katanya.
Terdapat sejumlah poin kesepakatan dalam pertemuan dua kepala daerah itu, di antaranya Rahmat maupun Anies sepakat untuk mengakhiri polemik Bantargebang, klarifikasi komunikasi sambungan telepon, hingga penyusunan peta jalan kerja sama kemitraan selama lima tahun.
Rahmat juga menceritakan tentang pengalamannya makan siang nasi kebuli bersama dengan Gubernur DKI Jakarta di ruang kerjanya yang dianggap cukup berkesan.
"Saya bersama jajaran Pemkot Bekasi sempat disuguhi makan nasi kebuli. Saya kira ini hal positif," katanya.
Sementara itu dalam sesi konfrensi pers, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pertemuannya dengan Rahmat Effendi merupakan awalan yang baik dalam meneruskan kerja sama kedua daerah yang sempat mengalami ketegangan.
"Banyak hal yang kita diskusikan berkaitan dengan kegiatan bersama antara Jakarta dan Bekasi. Insya Allah ini bisa menjadi awalan yang baik dan baru bagi kita semua untuk saling mendukung kepentingan bersama," katanya.*
Baca juga: Dana hibah untuk Kota Bekasi tunggu pembahasan
Baca juga: Anies tegaskan sudah tunaikan dana hibah Bantargebang
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018