Siaran pers PP Muhammadiyah, yang dikirim ke Jakarta, Selasa pagi, menyebut penandatanganan naskah kerja sama dilakukan oleh Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Lincoln Arsyad PhD dengan Rektor Unissa Dr Haji Norarfan bin Haji Zaenal di Brunei Darussalam, Senin (22/10).
Prof Lincolin Arsyad PhD mengatakan, kerja sama tersebut terkait pengelolaan universitas dan proses menjadikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dikenal bukan saja di Indonesia tapi juga di luar negeri (internasionalisasi), apalagi Unissa memiliki ratusan mahasiswa asing dan puluhan dosen asing.
"Bentuk konkretnya antara lain 'joint research' (kerja sama riset), 'joint lecture' (kerja sama perkuliahan), 'joint conference' (kerja sama konferensi) dan studi lanjut lainnya yang melibatkan Unissa dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” kata Prof Lincolin.
Lincolin mengatakan, tugas dan kewajiban seluruh pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) adalah segera merealisasikan aktivitas akademik sebagai kelanjutan dari penandatanganan MoU dengan Unissa Brunei Darussalam itu.
Sementara itu, Rektor Unissa Brunei, Dr Haji Norarfan dalam sambutannya mengatakan, merasa senang PTM dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dapat menjalin kerja sama dengan Unissa sekalipun Unissa baru berdiri 11 tahun silam (2007).
Ia berharap kerja sama tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan PP Muhammadiyah tersebut kemudian diikuti oleh penandatanganan masing-masing 30 rektor PTM secara bergantian yang disaksikan oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang, Prof Dr Edy Suandi Hamid.
Salah satu dari 30 perguruan tinggi Muhammadiyah yang menandatangani kerja sama tersebut adalah Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta.
Rektor Uhamka Prof Dr Suyatno usai menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Rektor Unissa mengatakan, sebelumnya Uhamka juga telah menandatangani kerja sama dengan universitas asing dari berbagai negara, seperti Malaysia.
“Kami berharap kerja sama dengan perguruan tinggi asing akan mempercepat proses internasionalisasi Uhamka, selain tentu saja meningkatkan kualitas pendidikan di Uhamka,” kata Suyatno.
Selain Uhamka, hadir pula UMJ Jakarta, STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Unmuha Aceh, UM Tapanuli Selatan, UM Semarang, UMSU Medan, Unismuh Makassar, UM Purwokerto, UM Purworejo, UM Jember, UM Magelang, UM Gresik, UM Sidoarjo, UM Surabaya, Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Unismuh Maluku Utara, UM Cirebon, UM Kendari, UM Buton, STKIP M Bulukumba, STISIP M Rappang, STIKes PKU Surakarta, STIKes M Sidrap, STIKes M Kudus, STIKes M Gombong, STIEM Tanjung Redeb, dan UM Kupang.
Baca juga: Menristekdikti: Universitas asing tidak lemahkan PTS
Baca juga: Himpunan ilmuwan Muhammadiyah inventarisasi pakar
Pewarta: Dewanti Lestari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018