Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan menggenjot berbagai perjanjian perdagangan dengan negara lain sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor.Dalam setiap pembahasan perjanjian dagang, Kemendag tidak hanya datang dan bernegosiasi dalam kunjungan kerja, namun juga melibatkan dunia usaha untuk melakukan misi dagang.
"Sesuai perintah Presiden Joko Widodo, membuka pasar baru dan kemudian dengan pasar lama kita harus membuka diri yaitu dengan perjanjian perdagangan guna meningkatkan ekspor," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Selasa.
Enggar menyampaikan hal tersebut saat menghadiri konferensi pers bertajuk 'Empat Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla: Membangun Manusia Indonesia Menuju Negara Maju'.
Enggar memaparkan, selama empat tahun berjalan Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, setidaknya Indonesia menandatangani 3 perjanjian dagang.
Pertama yakni perjanjian dagang dengan Palestina sebagai bentuk dukungan politik secara konsisten terhadap negara tersebut.
"Ini tidak pakai studi, tapi merupakan konsistensi kita berupa dukungan politik, jadi bukan hanya retorika semata tapi juga dengan kemitraan ekonomi," ujar Enggar.
Melalui perjanjian tersebut, Indonesia membuka barang dari Palestina dengan bea masuk 0 persen, di mana saat ini baru dua produk yang diajukan, yakni kurma dan minyak zaitun.
"Yang kita jaga sama-sama adalah menghindari 'free rider' yang akan ikut serta. Mereka meminta kita juga untuk mengirimkan komoditi yang ada dan kita mempersilahkan Palestina memilih apa yg mereka butuhkan," papar Enggar.
Selain itu, Indonesia juga telah menandatangani kemitraan dengan Chili.
Sementara dengan Australia, secara substantif perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) sudah selesai dibahas dan tinggal mengikuti kebijakan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Enggar menambahkan, saat ini terdapat delapan perundingan dagang yang sedang berjalan, dan tiga perjanjian masih ditinjau untuk dikembangkan dan dua lainnya sedang melakukan inisiasi pembahasan.
"Jadi total ada 13 yang kita kejar, paling tidak secara substantif tahun ini bisa kita kejar, sehingga semester I tahun 2019 sudah bisa berjalan," ujar Enggar.
Ia menambahkan, dalam setiap persiapan pembahasan perjanjian perdagangan, Kemendag tidak hanya datang dan bernegosiasi dalam kunjugan kerja, namun juga melibatkan dunia usaha untuk melakukan misi dagang.
"Ini momentum promosi dan transaksi, dengan demikian kami melibatkan mitra usaha," tukas Enggar.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018