"Standar kompetensi itu sebenarnya kita bisa mengadopsi dan mengadaptasikan ke Indonesia tanpa harus membuat dari nol," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, di Jakarta, Rabu.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman program kemitraan kejuruan antara Rudy dan Chief Executive Kamar Dagang dan Industri Jerman, Jan Grockauer.
Kerja sama teknik bilateral yang baru dilanjutkan terhitung setelah Nota Kesepahaman ditandatangani sampai dengan 31 Maret 2021.
Target yang ingin dicapai diantaranya menyusun konsep pemasaran mengenai manfaat pendidikan kejuruan bagi industri, sosialisasi daya tarik pendidikan kejuruan, menugaskan 25 perusahaan untuk pendidikan kejuruan.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Anton J. Supit, mengatakan bahwa pihak Jerman membantu dalam hal pelatihan dari para pengajar (training of trainers/TOT) pemagangan di industri.
"Sementara Indonesia membuat grand design sendiri, Jerman membantu dalam TOT dengan melatih. Kalau di Jerman sendiri ada BIBB (Bundesinstitut für Berufsbildung) yang merancang sistem dan mengevaluasi," ujar Anton.
Chief Executive Kadin Jerman, Jan Grockauer, mengatakan kesepakatan antara dunia usaha, kadin, dan asosiasi menjadi penting agar pendidikan kejuruan dapat berkembang secara berkelanjutan.
"Contohnya kualifikasi pelatih tepat kerja, yang paling tahu mengenai hal ini memang dari dunia usaha. Ini juga menjadi kunci sukses di Jerman. Kami siap untuk mendukung," kata dia.
Baca juga: Indonesia-Jerman sepakat kembangkan program kemitraan kejuruan
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018