"Pencarian dan penyisiran korban di perairan Probolinggo dilakukan hingga sore hari, namun hasilnya masih nihil," kata Kasatpolairud Probolinggo AKP Slamet Suprianto di Probolinggo, Rabu.
Menurutnya penyisiran dan pencarian korban dilakukan dengan melibatkan Satpolairud, Basarnas, dan Dinas Perikanan yang dibantu nelayan sekitar menggunakan kapal di perairan Probolinggo.
"Kami melakukan pencarian ke arah timur dan dilanjutkan ke utara Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo, namun tanda-tanda KM Cahaya Bahari Jaya bersama ABK-nya juga belum ditemukan," tuturnya.
Selama melakukan pencarian korban, lanjut dia, pihak Satpolairud Probolinggo juga memberikan imbauan kepada para nelayan yang sedang melaut untuk mengutamakan keselamatan bila beraktivitas di laut.
"Kami juga meminta bantuan nelayan yang melaut untuk memberikan informasi kepada Satpolairud, apabila menemukan korban nelayan yang hilang di perairan Probolinggo dan sekitarnya," katanya.
Ia mengatakan pencarian tujuh nelayan yang hilang tersebut dihentikan sementara karena hari sudah menjelang sore dan pencarian akan dilakukan kembali pada keesokan harinya dengan memperluas wilayah pencarian.
KM Cahaya Bahari Jaya yang dinahkodai oleh Windi dengan membawa tujuh ABK yakni Wahyu, Samsul, Rohim, Iwan, Giman, Marwan, dan Tomi, yang semuanya warga Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo hilang kontak dengan pemilik kapal bernama Matari yang berada di Kota Probolinggo pada Sabtu (20/10).
Pada Jumat (19/10) malam, nahkoda kapal masih berkomunikasi dengan pemilik kapal yang mengabarkan bahwa posisi kapal sudah berada di perairan Paiton Probolinggo, namun pemilik kapal tidak bisa menghubungi nahkoda dan ABK nya pada Sabtu (20/10) malam.
Satu jenazah nelayan atas nama Rohim ditemukan mengapung di perairan Kabupaten Pamekasan, Madura, namun untuk tujuh ABK lainnya masih dinyatakan hilang dan keberadaan KM Cahaya Bahari Jaya juga belum ditemukan.*
Baca juga: Seorang nelayan hilang di Perairan Moti-Loko Tidore
Baca juga: Dua nelayan hilang di perairan Pandeglang
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018