"Pergerakan nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terimbas mayoritas mata uang dunia yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS," kata analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan dolar AS masih menjadi pilihan pelaku pasar dalam menjaga nilai asetnya di tengah ketidakpastian sentimen global, meskipun Presiden AS Donald Trump berbeda pendapat dengan Gubernur The Fed Jerome Powell. "Pelaku pasar masih yakin ekonomi AS masih akan terus tumbuh," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, adanya sentimen positif dari dalam negeri diantaranya optimisme Kementerian Perdagangan terhadap target transaksi dagang di Trade Expo Indonesia 2018 yang mencapai 1,5 miliar dolar AS diharapkan dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahamd Mikail mengatakan penguatan dolar AS juga ditopang ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang kemungkinan akan berlanjut hingga 2020.
"Situasi itu mendorong investor memindahkan investasinya dari saham ke obligasi AS," katanya.
Baca juga: Rupiah bergerak melemah ke posisi Rp15.205
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018