"Sampai September sejauh ini masih cukup baik, angka penjualannya kita belum tarik, tapi kita optimis sampai Desember ini penjualan kita masih on track," ujar Tjandra ditemui usai peluncuran Advan S50 4G di Jakarta, Jumat.
Tjandra menambahkan bahwa Advan tahun ini mematok target 7 juta unit dengan fokus pada perangkat entry level.
"Secara presentasi yang dibawah Rp1 juta masih besar, masih sekitar 50 persen lebih, jadi kita juga mau konsentrasi ke entry level," kata Tjandra.
Untuk bersaing dengan kompetitor, Tjandra mengungkap empat strategi Advan, yaitu inovasi produk, kerjasama dengan mitra internasional, peningkatan layanan baik dari segi penjualan maupun purnajual, serta promosi secara offline dan online.
"Kalau kita berkompetisi kita akan lebih punya daya saing, karena kita menganggap semua brand adalah teman dan kita bisa berkompetisi secara sehat. Yang pasti semua brand punya strategi masing-masing," ujar dia.
Tjandra juga mengungkapkan bahwa Advan terus meningkatkan persentase Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
"Kita mengikuti saja. Sekarang angka yang saya dapat sekitar 35,2 persen. Jalurnya hardware dan software. Kebanyakan (diterapkan) di hardware. Advan cukup aman karena kita mengembangkan software juga," ujar Tjandra.
Saat ini, menurut Tjandra, pabrik Advan yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, memiliki 16 line dengan kapasitas produksi 2.000 unit setiap line.
"Jadi sehari kira-kira 30.000 unit," tambah Tjandra.
Baca juga: Advan luncurkan smartphone 4G bundling Ooredoo
Baca juga: Advan enggan ikut perang harga melawan kompetitor
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018