Jakarta (ANTARA News) - Masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan membuat sejumlah warga DKI Jakarta dan pemerintah setempat mulai waspada dengan ancaman banjir ketika musim hujan tiba di ibu kota.Kalau debit air meningkat dan berpotensi untuk terjadi banjir, kami petugas penjaga pintu air Manggarai akan menginformasikan kepada warga untuk waspada.
Warga DKI Jakarta merasakan masalah klasik yang hampir tiap tahun mereka alami. Berbagai cara dilakukan untuk menghindari masalah yang kemungkinan akan terus terjadi beberapa tahun ke depan, yaitu banjir ketika musim hujan.
Tidak heran lagi jika melihat warga ibu kota dengan raut wajah yang biasa saja menghadapi "tamu" yang hampir tiap tahun "singgah" di rumah-rumah mereka. Warga hanya bisa menunggu "tamu" tersebut pergi agar aktivitas mereka bisa berjalan sebagaimana mestinya.
"Bila sudah banjir warga di sekitar pintu air Manggarai ini kewalahan. Kami sibuk menyelamatkan barang-barang rumah tangga nya dan menunggu banjir surut," kata seorang warga Jalan Tambak yang memiliki tempat tinggal di sekitar pintu air Manggarai, Mahmudin kepada Antara, Rabu (24/10)
Begitu juga dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki tugas berat ketika ibu kota dilanda musim hujan. Pengerukan dasar sungai, pembersihan sampah di selokan dan upaya lainnya menjadi pekerjaan yang rutin ketika menghadapi musim hujan.
Sejak Sabtu (20/10) sampah di pintu air Manggarai semakin meningkat, apalagi sekarang sudah mulai memasuki musim hujan. "Lebih dari 100 truk sudah mengangkut puluhan ton sampah," ujar Petugas Unit Pengelola Kebersihan Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Rohmat.
Pada tahun 2018 ini musim hujan di ibu kota diperkirakan terjadi ketika memasuki awal bulan November. Karena itu, beberapa daerah di ibu kota sudah melakukan tindakan untuk mencegah banjir.
Salah satu cara yang dilakukan oleh warga ibu kota ketika musim hujan tiba yaitu membersihkan selokan dan gorong-gorong yang tersumbat akibat sampah.
Banjir ibu kota terjadi akibat dari berbagai macam faktor, namun salah satu faktor yang sering mengakibatkan banjir yaitu sampah.
Warga ibu kota yang masih kurang sadar akan kebersihan seringkali membuang sampah ke sungai atau ke selokan.
Jika selokan atau pintu air sudah tersumbat oleh sampah, maka aliran air tidak akan mengalir dengan lancar dan bisa mengakibatkan banjir. Lengkap sudah masalah ibu kota jika sudah seperti ini.
Saluran irigasi yang tidak befungsi dengan baik akibat sampah yang menumpuk ditambah dengan hujan yang intensitasnya tinggi maka tidak bisa dihindari lagi untuk terjadi banjir.
"Hiasi" selokan
Berbagai macam sampah "menghiasi" selokan di permukiman warga, entah itu sampah rumah tangga hingga sampah yang entah dari mana asalnya. Kondisi itu menjadi tanggung jawab warga sekitar untuk membersihkannya guna mengantisipasi banjir.
"Sampah yang berada di aliran sungai berbagai macam jenis mulai dari kayu hingga plastik. Kami mengerahkan alat berat untuk mempermudah mengangkut sampah dari pintu air Manggarai," kata Rohmat.
Sungai-sungai dan pintu air juga dipenuhi dengan sampah yang tidak berhenti untuk datang sehingga membuat petugas Kebersihan Lingkungan Hidup DKI Jakarta harus bekerja lebih keras tiap musim hujan tiba.
Berbagai macam jenis sampah dapat ditemui seperti ranting pohon, plastik, kayu yang berukuran besar dan sampah rumah tangga lainnya.
Hal yang sangat lumrah untuk masyarakat Ibu Kota jika memasuki musim hujan, semua akan sibuk memikirkan ancaman banjir. Terkadang masyarakat mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk menghadapi banjir, banyak waktu yang terbuang ketika banjir, banyak tenaga yang terpakai ketika banjir dan di tambah lagi ekonomi keluarga yang tidak stabil ketika banjir.
Pemerintah DKI Jakarta pun sudah berupaya melakukan berbagai macam cara untuk menghilangkan tradisi tiap tahun ibu kota ini. Namun hingga saat ini belum ada cara yang benar-benar pas menyelesaikan masalah banjir ibu kota.
Mulai dari pembenahan sungai dan membuka setiap pintu air yang ada di DKI Jakarta sudah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi banjir di ibu kota. Namun tindakan tersebut masih kurang efektif yang membuat petugas dari Pemprov DKI Jakarta harus selalu waspada ketika masuk musim hujan.
Misalnya di pintu air Manggarai, petugas penjaga pintu air manggarai selalu mengecek debit air di pintu air Manggarai dan terus melakukan koordinasi dengan petugas bendungan Katulampa, Bogor.
"Debit air di pintu air Manggarai pada Rabu (24/10) masih dalam batas normal, namun kami tetap waspada dan terus berkoordinasi dengan petugas Bendungan Katulampa, Bogor serta apabila debit air di Bendungan Katulampa Bogor tinggi maka kami yang berada di pintu air Manggarai bisa bergerak cepat mengatasi hal tersebut," ujar petugas penjaga pintu air Manggarai, Jamal.
Ketika ibu kota diguyur hujan dua jam saja beberapa daerah sudah digenangi oleh air yang ketinggiannya bisa sampai satu meter bahkan lebih yang membuat akitivitas warga menjadi terhambat. Ditambah dengan kemacetan yang terjadi apabila banjir sudah memasuki jalan-jalan protokol yang ada di ibu kota.
"Kalau debit air meningkat dan berpotensi untuk terjadi banjir, kami petugas penjaga pintu air Manggarai akan menginformasikan kepada warga untuk waspada dan mengimbau agar apabila terjadi bencana banjir untuk mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman," kata Jamal.
Banjir ibu kota bukan hanya sekadar banjir saja, tetapi juga membuat masalah lain datang. Ketika ibu kota dilanda banjir besar sampai tiga atau lima hari bahkan satu pekan semakin banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mulai dari tempat pengungsian, makanan untuk pengungsi, relawan dan hal-hal lain yang harus diperhatikan ketika banjir. Lagi-lagi peran Pemerintah DKI Jakarta dibutuhkan dalam hal ini, pemerintah harus mnyediakan berbagai hal yang dibutuhkan ketika banjir.
Ibu kota negara ini memang sudah terbiasa dengan masalah banjir, tidak heran banyak masyarakat yang mengharapkan agar pemerintah dapat menyelesaikan masalah banjir ini. Sudah banyak warga ibu kota yang merasa tidak nyaman lagi dengan banjir.
Bangsa ini sudah tahu jika masalah utama Ibu Kota ini diantaranya yaitu kemacetan dan banjir. Namun masih banyak orang orang yang berdatangan untuk datang ke Ibu Kota dengan berbagai macam tujuan yang mengantarkannya ke Jakarta, meskipun sudah tahu bagaimana kondisi yang sedang terjadi apalagi saat musim hujan.
Hal lain yang terjadi ketika ibu kota dilanda banjir yaitu para pekerja tidak bisa beraktifitas seperti biasa ketika banjir. Hal tersebut terjadi karena jalanan ibu kota yang sudah digenangi air. Sangat sulit untuk menjalani aktifitas karena terbatasnya akses untuk menuju lokasi kerja.
Siapa yang salah ketika hal ini terjadi, tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, ini merupakan tugas warga ibu kota bersama untuk menyelesaikannya.*
Baca juga: Mengantisipasi banjir di Jakarta
Baca juga: Banjir Jakbar dinilai karena ukuran trase sempit
Pewarta: Arnaz F. Firman, Alif dan Yozzi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018