Berau, Kaltim, (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Mahyudin mengimbau agar masyarakat tidak saling bermusuhan bahkan sampai terpecah belah karena pilihan politik, menjelang tahun pemilu Indonesia pada 2019."Pemilu itu sebenarnya sangat sederhana, kalau tidak suka dengan pemimpin sekarang, jangan pilih, kalau suka silahkan pilih kembali di pemilu nanti. Semua itu dilakukan di TPS."
"Pemilu itu sebenarnya sangat sederhana, kalau tidak suka dengan pemimpin sekarang, jangan pilih, kalau suka silahkan pilih kembali di pemilu nanti. Semua itu dilakukan di TPS," kata Wakil Ketua MPR Mahyudin dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR RI di depan ratusan warga Kelurahan SImbaliun, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Sabtu 27 Oktober 2018.
Mahyudin juga mengatakan bahwa permusuhan dan perpecahan akibat beda pilihan politik adalah salah satu tantangan kebangsaan.
Sebagai bangsa yang memiliki banyak perbedaan suku, agama, bahasa serta ras, kita tidak boleh menyerang dan menghina pihak-pihak lain. Namun, dia juga sangat menyayangkan bahwa perbedaan-perbedaan semacam ini justru dibawa ke politik.
Mahyudin menyebut bahwa pemahaman sempit dalam perbedaan adalah salah satu akibat lemahnya pemahaman agama. Lemahnya pemahaman agama dapat memunculkan radikalisme hingga berujung terhadap tindakan terorisme.
Wakil Ketua MPR juga menekankan agar kita lebih mengutamakan berjihad melalui harta dan mengedepankan kemaslahatan ummat. "Bila tetanggamu tidak punya beras, beri dia beras, itu juga berjihad melalui harta," ujarnya memberikan contoh.
Ia juga menambahkan bahwa lemahnya pemahaman agama adalah salah satu tantangan kebangsaan. Namun, bangsa Indonesia sesungguhnya telah memberikan ruang yang luas untuk perkembangan agama.
Di Indonesia ada enam agama besar yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindhum dan Budha."Penganut agama dilindungi oleh konstitusi untuk menjalankan ibadah kepercayaan masing-masing," sambungnya.(KR-HSI)
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018