• Beranda
  • Berita
  • Presiden resmikan Suramadu jadi jembatan nontol biasa

Presiden resmikan Suramadu jadi jembatan nontol biasa

27 Oktober 2018 17:39 WIB
Presiden resmikan Suramadu jadi jembatan nontol biasa
Presiden Joko Widodo saat peresmian pembebasan tarif Jembatan Suramadu di tengah tengah jembatan itu di Selat Madura Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018). Foto ANTARA News (Agus Salim)

Memang selama ini dengan jalan tol ini negara mendapat pemasukan tetapi tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi yang ada di Madura."

Surabaya (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meresmikan perubahan status Jembatan Suramadu dari jembatan tol menjadi jembatan non tol biasa di pertengahan jembatan yang menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Jawa, Sabtu. 

"Atas usulan dari berbagai pihak pada hari ini Jembatan Tol Suramadu resmi menjadi jembatan nontol biasa," kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengharapkan dengan perubahan menjadi jembatan non tol, pertumbuhan ekonomi Pulau Madura akan semakin baik. Investasi akan semakin banyak, baik properti maupun turisme. 

Dengan perubahan status itu maka tidak ada lagi tarif bagi kendaraan yang melintas di jembatan itu. 

"Memang selama ini dengan jalan tol ini negara mendapat pemasukan tetapi tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi yang ada di Madura," katanya. 

Menurut Kepala Negara, keputusan itu merupakan keputusan untuk rasa keadilan bagi seluruh rakyat terutama Madura. 

Presiden menjelaskan pada 2015, ada masukan dan saran dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan Keluarga Besar Ikatan Keluarga Madura yang menyampaikan kepada dirinya supaya sepeda motor digratiskan melintas jembatan. "Setelah dilakukan kajian, kita gratiskan," katanya. 

Kemudian pada tahun 2016, ada usulan pemotongan tarif yang kemudian dipotong sebesar 50 persen.

"Tapi itu belum memberi dampak bagi pertumbuham ekonomi, kita lihat ketimpangan ekonomi dan kemiskinan Madura dengan daerah-daerah di Jawa Timur seperti, Surabaya, Gresik masih tinggi," katanya. 

Ia menyebutkan angka kemiskinan berbagai daerah di Jawa Timur itu hanya 4,6 persen sementara di Madura 16 -23 persen. 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018