• Beranda
  • Berita
  • Pupuk Indonesia catat penjualan 8,9 juta ton triwulan III 2018

Pupuk Indonesia catat penjualan 8,9 juta ton triwulan III 2018

27 Oktober 2018 19:20 WIB
Pupuk Indonesia catat penjualan 8,9 juta ton triwulan III 2018
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat memproyeksikan nilai ekspor hingga akhir 2018 mencapai Rp9,9 triliun. (27/10/2018). (ANTARA News/HO/Pupuk Indonesia)

Penjualan pupuk untuk sektor PSO, yaitu penyaluran pupuk bersubsidi ke sektor tanaman pangan, hingga saat ini sudah mencapai 6,6 juta ton, atau meningkat lebih dari 300.000 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu

 

Bontang, (ANTARA News) - Pupuk Indonesia mencatat penjualan triwulan III 2018 sebanyak 8,95 juta ton atau meningkat tujuh persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

“Penjualan pupuk untuk sektor PSO, yaitu penyaluran pupuk bersubsidi ke sektor tanaman pangan, hingga saat ini sudah mencapai 6,6 juta ton, atau meningkat lebih dari 300.000 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (persero) Aas Asikin Idat dalam konferensi pers di Bontang, Sabtu. 

Dengan demikian, lanjut dia, Pupuk Indonesia tetap memprioritaskan kebutuhan pupuk untuk pangan dalam mengamankan kebutuhan petani dan juga penyaluran pupuk bersubsidi semakin efektif dan dapat diterima oleh petani yang berhak memperolehnya. 

Peningkatan penjualan tersebut juga tidak bisa dilepaskan dari peningkatan ekspor sampai dengan September 2018, dimana ekspor mencapai 770.000 ton pupuk dan 439.000 ton amoniak dengan nilai penjualan 332 juta dolar AS atau meningkat 60 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2017. 

Namun Aas menegaskan bahwa prioritas utama perusahaan tetap untuk memenuhi kebutuhan sektor tanaman pangan dalam rangka penugasan PSO. 

“Izin ekspor hanya bisa keluar jika kebutuhan dan stok dalam negeri sudah aman,” katanya.

Tidak hanya ekspor, penjualan ke sektor non subsidi, khususnya perkebunan, juga mengalami kenaikan menjadi 1.552 juta ton, atau naik sekitar 200.000 ton dibandingkan periode yang sama pada 2017.

Selain peningkatan penjualan, kinerja produksi juga lebih baik dibandingkan 2017. 

“Total produksi pupuk meningkat 12 persen. Saat ini produksi kami sudah mencapai 5.645 juta ton untuk semua jenis pupuk, dan 4,346 juta ton untuk produksi amoniak”, kata Aas. 

Efisiensi pemakaian bahan baku gas, juga terus ditingkatkan. “Rasio konsumsi gas kami saat ini 28,5 MMBTU per ton, lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Ini artinya pabrik-pabrik kami bisa berjalan lebih baik dan efisien sehingga bisa menghemat bahan baku. Penghematan ini ujungnya juga akan berimbas pada harga pokok produksi, yang sekaligus akan mengurangi beban subsidi Pemerintah”, katanya.
Baca juga: Pupuk Indonesia proyeksikan ekspor 2018 tembus Rp9,9 triliun
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018