GARBI Sumut dideklarasikan

28 Oktober 2018 18:39 WIB
GARBI Sumut dideklarasikan
Mahfudz Siddik (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)
Medan (ANTARA News) - Bersamaan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Seribuan masyarakat Sumatera Utara (Sumut) mendeklarasikan Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) Sumut di Medan, Minggu, yang diketuai Timbas Tarigan.

Timbas usai deklarasi mengatakan GARBI Sumut ini tidak lain ingin memberikan sumbangsih yang lebih besar terhadap perkembangan dan pembangunan di Indonesia secara umum dan Sumut khususnya.

Indonesia, dalam hal ini Sumut luar biasa potensinya, terutama kalangan pemuda dan kaum milenial. Dengan lahirnya GARBI Sumut kita berharap anak-anak muda yang punya potensi ini bergabung di GARBI, dan mereka dapat menyumbangkan ide-ide kreatif.

"Lalu, inovasi yang luar biasa ini bisa dijalankan bersama di wadah GARBI," ujarnya.

Ia mengemukakan deklarasi ini sengaja dipilih bersamaan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda untuk mengambil momentumnya membangkitkan semangat generasi muda.

"Hari ini tentu berbeda maknanya dengan awal-awal Sumpah Pemuda. Saat ini diperlukan pemuda kreatif dan mampu melahirkan ide-ide terbaik yang kreatif tanpa melupakan orangtua untuk menguatkan kembali memberikan sumbangsih terbesar kita untuk kemajuan Indonesia," kata Timbas yang juga Wakil Wali Kota Binjai itu.

Di kesempatan itu dia menyampaikan bahwa Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi lima besar dunia di masa yang akan datang.

"Itu fakta dan indikator-indikator yang ada di negeri ini untuk menuju lima besar itu nyata. Tinggal lagi bagaimana semangat anak muda, calon pemimpin bangsa di masa datang mampu melihat potensi ini," katanya.

Sementara Deklarator GARBI Pusat Mahfudz Siddik menyebutkan tahun 2030 sampai 2040, Indonesia akan mengalami apa yang disebut bonus demografi.

Bonus Demografi adalah kondisi di mana struktur populasi masyarakat Indonesia lebih dari 60 persen berusia muda, tepatnya sekitar 63 persen.

Di dalam sejarah perkembangan negara maju yang ada sekarang, negara paling mutakhir saat ini adalah China.

Dalam 15 tahun ketika mereka menjalankan organisasi sistematis, pembangunan sangat progresif, sejak 15 tahun lalu mereka sudah mendapat bonus demografi.

Dan ternyata China mampu mengelola bonus demografi untuk melejitkan pembangunan ekonomi mereka, sehingga 2017 China telah menggeser Jepang menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor dua.

Sekarang China sedang mengintai Amerika yang masih bertengger sebagai kekuatan ekonomi nomor satu dunia.

"Pengalaman negara maju, faktor struktur bonus demografi jika dikelola dengan tepat menjadi faktor yang bisa melejitkan pembangunan ekonomi mereka," katanya.*


 

Pewarta: Juraidi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018