Surabaya siap jadi contoh pengelolaan sampah

29 Oktober 2018 08:30 WIB
Surabaya siap jadi contoh pengelolaan sampah
Ilustrasi - Beberapa anak mengantre untuk menyewa buku dengan pembayaran biaya sewa menggunakan sampah plastik di Perpusatakaan Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/3). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Put)

Limbah beracun itu sangat mungkin dilakukan seperti bahan jalan, batu bata dan bakar bakar.

Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mempersilahkan pengelolaan sampah di kota itu menjadi percontohan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Risma di Surabaya, Senin, mengatakan meski Kota Pahlawan akan dijadikan percontohan terkait pengolahan sampah, dirinya tetap mengingatkan bahwa tujuannya bukan percontohan atau prestasi, melainkan membuat warga Surabaya menjadi sejahtera.

"Itu akan kita tingkatkan terus. Kita tidak boleh cepat berpuas diri," katanya.

Ia sebelumnya mengatakan pengelolaan limbah Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) bukanlah perkara yang mudah, melainkan harus dipikirkan serta ditangani secara sistematis. Apabila dilakukan secara sembarangan karena dampaknya lingkungan akan hancur.

Pernyataan Kota Surabaya akan menjadi percontohan KLHK sempat mengemuka setelah delegasi United Nations Environment Programme (UNEP) yang berada di bawah naungan PBB meninjau secara langsung pengolahan sampah di TPA Benowo dan PDU Jambangan beberapa hari lalu.

Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Rosa Vivien Ratnawati pada saat bertemu Risma di rumah dinas Wali Kota Surabaya pada Minggu (28/10) menyebutkan UNEP ingin melihat komitmen dan keseriusan yang dilakukan Indonesia dalam mengolah sampah.

Dalam hal ini, kata Risma, Surabaya bakal dijadikan contoh karena sudah melakukan hal yang luar biasa serta memiliki inisiatif tentang pengelolaan sampah sampai mampu memberikan kehidupan untuk masyarakatnya.

"Surabaya berhasil melakukan hal itu dan siap untuk dijadikan tempat pembelajaran-pembelajaran dari negara-negara internasional yang akan datang ke sini," ujarnya.

Vivien mengatakan saat ini KLHK sendiri ingin menjadikan sampah sebagai sesuatu yang bersifat secular economics. Artinya, sampah tidak menjadi biaya, namun dapat menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan bersifat ekonomi.

"Kita sudah lihat sampah bisa digunakan sebagai bahan yang bernilai," katanya.

Lebih lanjut terkait limbah B3, pemerintah sebelumnya memiliki prinsip cradel to grave (ayunan bayi) dan grave (kuburan). Namun saat ini, lanjut Vivien, pemerintah sudah mengubah menjadi cradel to cradel.

Artinya, lanjut dia limbah tidak hanya dimusnahkan saja, melainkan bisa diubah menjadi hal yang ekonomis dan bermanfaat. "Limbah beracun itu sangat mungkin dilakukan seperti bahan jalan, batu bata dan bakar bakar," tambahnya.

Director Marine and Coastal Ecosystem, Divison of Environmental Policy and Implementation Dr. Lisa Emelia Svensson mengatakan Kota Surabaya adalah kota yang luar biasa.

Alasannya, warga tidak sekedar diberikan informasi dan pendidikan terkait pengurangan limbah dan sampah plastik, melainkan diajarkan tentang bagaimana cara mengelola limbah dan sampah utamanya sampah plastik yang kini menjadi perhatian dunia.

Menurutnya kerja pemerintah dan masyarakat Surabaya sangat mengagumkan bagaimana kerja nyata pengolahan sampah yang dilakukan Surabaya. Baginya, cara itu sudah mencapai level internasional.

"Saya melihat dia (Risma) tidak sekedar wali kota, melainkan sebagai perempuan pahlawan yang sangat luar biasa untuk mengubah kota ini menjadi lebih sejahtera salah satunya melalui pengelolaan sampah," katanya.*


Baca juga: Pemerhati katakan masyarakat harus mulai swakelola sampah

Baca juga: Pengelolaan sampah ITF di Sunter segera dibangun


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018