Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut menerjunkan 25 personel penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) untuk membantu pencarian korban dan bangkai pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang diperkirakan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin.TNI AL juga telah memberangkatkan enam KRI cari korban dan bangkai Lion
"Kami juga telah mengerahkan personel Denjaka (Detasemen Jalamangkara) dan Batalyon Intai Amphibi sebanyak 41 orang personel dengan peralatan empat Sea Rider, dua perahu karet dan peralatan selam," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Kolonel Laut (P) M Zaenal, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Selain Denjaka (pasukan elit TNI AL), TNI AL juga mengerahkan 40 personel Satuan Pasukan Katak dengan empat Sea Rider.
TNI AL juga telah memberangkatkan enam KRI yakni KRI Sikuda-863, KRI Tengiri- 865, KAL Kobra 867, KAL Sanca-815 di bawah jajaran Koarmada I dan KRI Banda Aceh-593 dari Kolinlamil yang akan difungsikan sebagai kapal markas, serta KRI Rigel-933 dari Pushidrosal yang memiliki kemampuan deteksi bawah air.
Sementara unsur udara yang turut mendukung yaitu Pesawat CN-235 diberangkatkan untuk membantu mendeteksi awal jatuhnya pesawat Lion Air dari udara.
"TNI AL bersama tim Basarnas mendirikan posko di JICT (Jakarta International Container Terminal), Jakarta Utara, yang terdiri dari 1 set tenda, 2 kendaraan truk, dan 1 set peralatan posko," kata Zaenal.
Sebelumnya, Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, di Jakarta, Senin, mengatakan, KRI Rigel akan melakukan deteksi kedalaman "full covered" di posisi jatuhnya pesawat Lion Air pada koordinat 5° 46.15000' S - 107° 7.16000' E dan area sekitarnya dengan menggunakan Multibeam Echosounder EM2040 dan "Side Scan Sonar" untuk menggambarkan kondisi pesawat dengan tiga dimensi.
Baca juga: KRI Rigel-933 petakan jatuhnya pesawat Lion Air
Baca juga: TNI-AL kerahkan kapal perang lakukan SAR Lion Air
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018