• Beranda
  • Berita
  • "Asian Triple Fold Mirror 2018: Journey", bukan sekadar perjalanan

"Asian Triple Fold Mirror 2018: Journey", bukan sekadar perjalanan

30 Oktober 2018 06:33 WIB
"Asian Triple Fold Mirror 2018: Journey", bukan sekadar perjalanan
(kiri-kanan) Edwin, Oka Antara, Agni Pratistha, dan Nicholas Saputra di TIFF 2018, Tokyo. (ANTARA News/Alviansyah P)
Roppongi, Tokyo (ANTARA News) - Perjalanan dimaknai berpergian meninggalkan tempat tinggal untuk menyambangi lokasi lain dengan berbagai tujuan, misalnya wisata, bertugas ke luar kota, atau sebagai pelarian dari masalah.

Perjalanan atau journey menjadi tema utama dalam seri film omnibus "Asian Triple Fold Mirror 2018" yang digarap tiga sutradara Asia antara lain "Hekishu" karya sutradara Jepang Daishi Matsunaga, "The Sea" garapan Degena dari China dan "Variable No:3" karya Edwin sebagai finalnya.

Baca juga: "Variable No:3" obati kerinduan Edwin menggarap film pendek

Tema perjalanan dijadikan benang merah yang mengikat ketiga film pendek itu, menyuguhkan interpretasi yang berbeda-beda dari para sutradara dan penulis cerita.

"The Sea" sebagai sebagai sajian pembuka mengisahkan perjalanan ibu dan anak dengan sifat bertolak belakang menuju lautan di Beijing. Film ini menyoroti hubungan ibu-anak dalam sebuah perjalanan menuju laut.

Nuansa berbeda dihadirkan "Hekishu" yang mengambil latar di Yangoon, Myanmar, menceritakan perjalanan petugas infrastuktur asal Jepang yang menemukan kehangatan masyarakat lokal, kendati kota itu tidak tertata baik.

Adapun "Variable No:3" karya Edwin, mengisahkan perjalan Edi (Oka Antara) berlibur ke Jepang bersama pasangannya, Sekar (Agni Pratistha), kemudian bertemu sosok aneh bernama Kenji (Nicholas Saputra). 

Mereka melakukan perjalanan untuk mencari suasana baru, berupaya menyelesaikan hambatan dalam hubungan itu. Perjalanan yang dimaksud lebih dari sekadar dari Indonesia ke Jepang, melainkan perjalanan batin pasangan itu.

Baca juga: Cara Edwin satukan ide "Journey" dengan sutradara Asia

Dalam "Variable No:3", Edwin menginterpretasikan tema perjalanan pada ketiga tokoh itu melalui metafora masa lalu, masa depan dan sosok yang disebut "variabel ketiga".

"Kalau bicara soal perjalanan, itu sebuah konsep yang sedang berjalan. Jadi saya lebih tertarik bicara tahapan itu. Kondisi di mana kami berada di titik menuju titik lainnya," kata Edwin dalam sesi wawancara setelah pemutaran film di Roppongi Hills Tokyo.

"Untuk menjalankan perjalanan perlu memikirkan yang terjadi di masa lalu. Ini juga perjalanan waktu yang sifatnya internal. Itulah konsep utama kami," katanya.

Lantas, apakah perjalanan mereka berhasil sampai pada tujuan yang direncanakan? Hal itu tergantung pada interpretasi penonton atas film pendek ini.

Triple-Fold Mirror Asia" akan dirilis pada 9-15 November pada tiga bioskop di Jepang, kendati hingga kini belum jelas apakah film itu akan tayang di Indonesia.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018