"Tidak ada. Kita tidak ada kerja sama dengan negara asing dalam rangka pencarian. Dalam rangka evakuasi korban itu murni dari Indonesia dikoordinir tim Basarnas TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, dan masyarakat," ujar Syaugi di Jakarta, Selasa.
Ia menyebut penyelam yang dikerahkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat tersebut ada dari tim Basarnas sebanyak 30 personel dan TNI AL sebanyak 20 personel. Penyelaman dilakukan hingga pukul 19.00 WIB.
"Segala daya upaya harus kita lakukan untuk mencari sesama, yang ketika bekerja pakai hati, seperti juga di RS yang menyiapkan tempat bagi keluarga korban, itu artinya kita bekerja pakai hati, kita harus all out," ujar dia.
Syaugi mengungkapkan dirinya baru saja mendarat dari lokasi kecelakaan di laut untuk melihat apakah masih ada sisa-sisa yang berada di atas permukaan.
"Ternyata di atas permukaan sudah tidak ada. Jadi, kita lihat fokus di dalam," terang dia.
Sebelumnya, tim Badan SAR Nasional berkunjung ke Rumah Sakit Polri Jakarta Timur sebagai bentuk sinergi dalam penanganan musibah terkini kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Syaugi mengungkapkan dari pihak Basarnas dan Polri telah terjalin hubungan baik sejak penanganan bencana gempa Nusa Tenggara Barat hingga gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Kerja sama tersebut diharapkan dapat mempercepat proses pengidentifikasian jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan di perairan sekitar Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018