• Beranda
  • Berita
  • Lima kantong jenazah JT 610 tiba lagi di RS POLRI

Lima kantong jenazah JT 610 tiba lagi di RS POLRI

30 Oktober 2018 18:45 WIB
Lima kantong jenazah JT 610 tiba lagi di RS POLRI
Petugas membawa kantong jenasah korban Lion Air JT 610 di Rumah Sakit Polri Sukanto Kramatjati Jakarta Timur, (30/10/2018). (Taufik Ridwan/Antara)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak lima kantong jenazah korban pesawat Lion Air JT 610 kembali tiba di Rumah Sakit Polri Sukanto Kramatjati Jakarta Timur.

Berdasarkan pantauan di RS Polri, Selasa, kelima kantong jenasah diangkut empat mobil ambulans dari Posko Tanjung Priok Jakarta Utara.

Belum ada keterangan resmi kelima kantong jenazah itu dalam kondisi utuh atau potongan anggota tubuh penumpang pesawat Lion Air.

Sebelumnya, tim evakuasi korban Lion Air mengirimkan dua kantong jenazah ke RS Polri Sukanto sehingga tujuh kantong jenasah dikirim pada Selasa ini.

Jumlah sementara kantong jenasah yang sudah diangkut tim evakuasi sejak hari pertama atau Senin (29/10) mencapai 31 kantong, sedangkan satu kantong lainnya berisi serpihan material.

Kepala RS Polri Sukanto Komisaris Besar Polisi Musyafak menyatakan tim Desaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri masih berupaya mengidentifikasi anggota tubuh yang telah dievakuasi.

Sebelumnya, pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.

Pesawat bernumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.

Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta kembali ke bandara asal (return to base) sebelum akhirnya hilang dari radar.

Basarnas memastikan pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Pewarta: Taufik Ridwan dan Dyah Dwi Astuti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018