Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko, mengimbau relawan dapat berperan turut menciptakan suasana tenang di tengah masyarakat.Pemilu presiden adalah pesta demokrasi yang harus dikabarkan dengan kegembiraan. Saya harapkan semua relawan untuk membawa kabar gembira dalam mengisi pesta demokrasi ini. Jangan membawa kabar bohong. Bawa kabar gembira saja."
"Bagi saya, relawan itu idealnya memenui tiga kriteria yakni bersikap persuasif, dapat menjadi mediator, serta dapat menenangkan suasana," kata Moeldoko saat menyampaikan sambutannya di hadapan ratusan relawan Jokowi-Ma'ruf pada Launching Program "Go RelaOne" di Rumah Aspirasi, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu.
Moeldoko menyampaikan sambutan tersebut di atas panggung, didampingi Direktur Relawan TKN Jokowi-Ma'ruf, Maman Imanulhaq, yang disaksikan ratusan relawan dari sejumlah kelompok relawan pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, agar relawan membawa kabar yang positif dan menggembirakan sehingga selalu tercita suasana tenang dan damai di tengah masyarakat.
Adanya informasi negatif dan hoaks, menurut dia, harus disikapi secara dewasa, bijaksana, dan rasional, sehingga tidak memunculkan ketegangan. Kalaupun ada ketegangan karena adanya perbedaan pandangan poitik, menurut dia, relawan harus berupaya untuk memberikan penjelasan yang faktual dan rasional.
"Pemilu presiden adalah pesta demokrasi yang harus dikabarkan dengan kegembiraan. Saya harapkan semua relawan untuk membawa kabar gembira dalam mengisi pesta demokrasi ini. Jangan membawa kabar bohong. Bawa kabar gembira saja," kata Moeldoko.
Moeldoko yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan kabar yang positif, faktual, dan bukan kabar bohong. "Para relawan agar tidak menyebarkan kabar bohong yang dapat memecah-belah antar-sesama warga. "Persatuan bangsa harus diutamakan. Jangan sampai karena kontestasi pemilu presiden terjadi permusuhan dan persatruan bangsa menjadi retak," katanya.
Mantan Panglima TNI ini menambahkan, kontestasi pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019 harus disikapi secara dewasa, bijaksana, dan rasional, dengan menghargai adanya perbedaan pandangan dan sikap. "Jangan sampai karena pemilu hubungan persaudaraan, pertemanan, dan kekerabatan menjadi retak. Jangan sampai putra-putri bangsa jadi berkelahi," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018