"Saya belum terpikir untuk tugas di daerah dan lebih baik bertugas di cabang olahraga pencak silat. Saya merasa lebih mampu untuk tugas fungsional sebagai pelatih atau asisten pelatih kalau bukan atlet dibanding pegawai kantoran umumnya," kata atlet peraih medali emas pencak silat Asian Games 2018 Hanifan Yudani Kusumah selepas mengikuti Tes Kompetensi Dasar Seleksi CPNS Formasi Khusus Olahragawan berprestasi di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, Rabu.
Hanifan mengatakan Tes Kompetensi Dasar Seleksi CPNS Formasi Khusus itu dibutuhkan untuk mengetahui kemampuan masing-masing atlet sehingga mampu menempatkan mereka pada tugas yang lebih sesuai.
"Saya belum sempat belajar meskipun sempat dikasih tahu harus mengikuti tes kemampuan dasar ini. Saya merasa seperti pelajar sekolah karena harus mengerjakan soal-soal seperti matematika, soal sosial, dan lainnya," kata atlet yang sempat memeluk Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subiantor setelah meraih medali emas pada nomor kelas C putra di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Agustus itu.
Namun, Hanifan mengaku tes kompetensi dasar itu merupakan syarat yang harus diikuti setiap atlet peraih medali dalam kompetisi multi-cabang olahraga internasional sebelum diterima sebagai PNS.
"Saya menjalaninya dengan tenang karena sudah ada jaminan dari pemerintah untuk diterima sebagai PNS," kata atlet berusia 21 tahun itu.
Sebagaimana Hanifan, atlet renang peraih medali emas nomor gaya punggung putra 100 meter S9 Asian Para Games 2018 Jendi Panggabean mengaku masih ingin mengabdikan diri sebagai atlet dan pelatih cabang para renang Indonesia.
"Semua atlet peserta tes ini akan ditempatkan di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Saya belum ada rencana pindah ke daerah, masih fokus di pusat dulu," kata atlet yang juga meraih medali perak pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra S9 dan medali perunggu pada nomor 100 meter gaya bebas S9 itu.
Jendi mengaku masih harus mempersiapkan diri dan berlatih untuk menghadapi ASEAN Para Games 2019 di Filipina selain mempersiapkan diri mengikuti Paralimpiade 2020.
"Kami harus memilih kejuaraan yang dapat mendatangkan poin banyak ke Paralimpiade. Saya akan berdiskusi dengan pelatih akan turun pada kejuaraan di mana saja pada 2019," kata Jendi.
Atlet peraih medali emas nomor tolak peluru putri SEA Games 2017 Eki Febri Ekawati yang juga mengikuti tes juga berharap masih dapat mengabdi sebagai pegawai negeri di Kemenpora agar dapat memberikan informasi terkait dukungan sarana dan prasarana bagi daerah-daerah lain.
"Pusat itu sumber informasi. Jika kerja di pusat, gampang buat lobi ataupun cari informasi misalnya untuk bantu sarana dan prasarana. Kami juga bisa mencari bibit-bibit olahragawan baru penerus cabang olahraga jika menjadi pelatih selepas pensiun dari atlet," kata atlet yang berdomisili di Bandung itu.
Eki mengaku sempat belajar soal-soal tes masuk CPNS sebelum mengikuti ujia berbasis komputer itu. "Tes seperti ini mengingkatkan kami tentang pengetahuan umum dan sosial. Saya sempat belajar sedikit ketika ada waktu lenggang saat latihan," kata Eki.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang meninjau Tes Kompetensi Dasar Seleksi CPNS Formasi Khusus Olahragawan berprestasi di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, mengatakan tes itu merupakan syarat bagi para atlet untuk dapat diterima sebagai aparatur sipil negara.
"Meskipun ada kelonggaran bagi para peserta ini. Atlet-atlet itu ibaratnya jalur khusus, melalui jalan tol karena masuk sebagai PNS berdasarkan prestasinya maka mereka akan dapat pengecualian," kata Menpora tentang kompetensi tes bagi atlet dengan tes jalur umum CPNS.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018