Ibu Cintya, Surtiyem, sempat pingsan ketika jenazah putrinya tiba di rumah duka sekitar pukul 07.30 WIB. Jenazah Cintya, yang semasa hidup biasa disapa Yayas, lalu di bawa ke ruang tamu rumah keluarga.
Seperempat jam kemudian, jenazah Cintya dibawa ke masjid Desa Suruh untuk dishalatkan sebelum dimakamkan di pemakaman desa tak jauh dari masjid.
Ayah Cintya, Bambang Supriyadi, yang terlihat lemas didampingi oleh kerabat saat menuju ke lokasi pemakaman.
Cintya, staf Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada Senin (29/10) menumpang pesawat Lion Air JT 610, yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta (Banten) untuk menuju Pangkalpinang.
"Kami dari Kementerian ESDM merasa kehilangan salah satu putri terbaik yang ada di tempat kami," kata Endang Sutisna, perwakilan dari Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, usai pemakaman.
"Kami sangat merasa kehilangan atas peristiwa ini, kalau ada kesalahan semoga bisa dimaafkan supaya jenazah almarhumah ini diterima Tuhan Yang Maha Esa," katanya.
Baca juga:
Jannatun memiliki jiwa sosial tinggi dan pintar
RS Polri serahkan korban teridentifikasi kepada keluarga
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018