• Beranda
  • Berita
  • Badan Anggaran DPR yakin simplikasi cukai tetap jalan

Badan Anggaran DPR yakin simplikasi cukai tetap jalan

1 November 2018 14:59 WIB
Badan Anggaran DPR yakin simplikasi cukai tetap jalan
PENGUNGKAPAN ROKOK BERPITA CUKAI PALSU Kepala Kantor Bea dan Cukai Tangerang Aris Sudarminto (kiri) bersama Kajari Tangerang Selatan Bima Suprayoga, menunjukkan barang bukti rokok yang menggunakan pita cukai palsu dan juga tak berpita cukai saat pers rilis di Kantor Kejari Tangerang Selatan, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (24/10/2018). Selain mengamankan ratusan ribu batang rokok ilegal, petugas juga mengamankan seorang pemilik barang yang akan mengedarkan rokok tersebut di kawasan Tangerang Raya. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/ama. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)

Tidak ada penggantian PMK 146/2017. Kebijakan PMK 146/2017 sudah dikaji oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani guna melakukan pemerataan dan efisiensi dari sistem cukai

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Aziz Syamsuddin menyakini Kementerian Keuangan tidak akan menghentikan kebijakan penyederhanaan layer (simplifikasi) tarif cukai rokok.

"Tidak ada penggantian PMK 146/2017. Kebijakan PMK 146/2017 sudah dikaji oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani guna melakukan pemerataan dan efisiensi dari sistem cukai," kata Aziz dalam keterangan yang diterima Kamis.

Kebijakan simplifikasi diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 146/2017 tentang Tarif Cukai Tembakau ini nantinya akan menyederhanakan tarif cukai secara bertahap sampai 2021 mendatang hingga menjadi lima lapis.

Untuk tahun 2018 ini, jumlah lapisannya menjadi 10 layer, berkurang dari tahun 2017 lalu yang mencapai 12 layer.

Anggota Komisi Keuangan DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Indah Kurnia menambahkan kebijakan simplifikasi yang dibuat Kementerian Keuangan bertujuan untuk memperbaiki industri hasil tembakau.

Selama ini, katanya, banyak ditemukan kecurangan yang dilakukan pabrikan rokok dalam membayar tarif cukai.

"Kebijakan ini menutup celah penghindaran pajak dari pabrikan besar asing dunia yang saat ini masih membayar cukai rendah dalam sistem cukai rokok yang berlaku saat ini," katanya.

Salah satu isi dari PMK 146 adalah mempertahankan batas produksi untuk sigaret kretek tangan (SKT) yang ditetapkan sebanyak 2 miliar batang per tahun untuk Gol 2 dan juga penggabungan batas produksi untuk segmen sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM).

Anggota Komisi Keuangan DPR dari Fraksi Partai Nasdem Donny Imam Priambodo meminta pemerintah tetap konsisten.

"Kalau ada revisi, harus jelas latar belakangnya dan kajiannya. Mengapa kebijakan yang sudah dikaji dan dikeluarkan dengan tujuan melindungi pabrikan kecil, lalu diubah? Jangan sampai pemerintah salah sasaran," katanya.

Baca juga: Tahapan simplifikasi cukai rokok telah dilalui

Baca juga: Simplifikasi cukai rokok bertujuan kurangi konsumsi rokok


 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018