Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas yang ikut dalam proses pencarian dengan Kapal Baruna Jaya milik BPPT itu menyebut sebelumnya KNKT sudah membagi titik pencarian yang diidentifikasi sebagai lokasi terakhir kontak pesawat terdeteksi.
“Kami pun memastikan pencarian menggunakan side scan sonar dan multibeam yang ada di kapal kami,” kata Ilyas di Posko JITC Tanjung Priok, Kamis.
Pihaknya juga memeriksa dengan ping locator KNKT hingga mendapat sumber frekuensi yang dikirim oleh kotak hitam.
“Kami pastikan dengan yang di kapal dan ternyata ada dua sumber yang dikirim ke kapal. Hasil ROV (remotely operated underwater vehicle) juga menunjukkan bahwa banyak serpihan di dalam lokasi yang sudah ditentukan KNKT yang diberikan kepada kami untuk melakukan penyisiran,” ucap dia.
Setelah memastikan titik pencarian, proses penyelaman dilakukan oleh tim penyelam dari TNI AL dan Basarnas yang langsung turun untuk mengecek lokasi.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi Soerjanto menyebut saat diangkut dari laut, FDR harus dicuci dengan air tawar terlebih dahulu dan direndam dalam kotak berisi air sebelum dikeringkan dan diteliti di laboratorium.
“Prosedurnya begitu. Karena khawatir ada bagian yang menyusut dan rusak ketika proses pengeringan. Kalau di laboratorium kami lakukan ada alatnya divakum sehingga pengeringannya tidak merusak memory card,” kata Soerjanto.
Temuan FDR ini juga disebut sudah terlepas dari cangkangnya Cockpit Voice Recorder (CVR) dan ditemukan di antara serpihan pesawat lainnya.
Tetapi teknologi crash protection box pada CVR punya kekuatan yang besar mulai dari tahan di kedalaman 5.000 meter, kuat menahan beban sampai 100 G, dan mampu bertahan setengah jam dalam suhu 1.000 derajat celcius.
”Data yang tersimpan di dalam FDR pun bisa bertahan 25 jam selama penerbangan. Sinyalnya juga bertahan selama 30 hari. Kami akan proses langsung ke lab begitu pun ketika yang satunya (CVR) ketemu,” ucap dia.
Baca juga: KNKT masih terus cari CVR bagian kotak hitam
Baca juga: Black box Lion Air JT 610 ditemukan
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018