Karena itu dia menilai dukungan Irfan Yusuf yang merupakan cucu Hasyim Asy'ari terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi tidak akan berpengaruh terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Saya kira tidak akan memberi pengaruh yang besar atau signifikan karena secara umum seluruh keturunan Hasyim Asy'ari lebih banyak dipihak Jokowi-Ma'ruf," kata Karding di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan secara umum seluruh keturunan Hasyim Asy'ari lebih banyak dipihak Jokowi-Ma'ruf seperti Ipang Wahid, Yenny Wahid, Muhaimin Iskandar, dan Romahurmuzziy.
Menurut dia, mereka adalah keturunan Hasyim Asy'ari yang memiliki pengaruh kuat dan teruji di masyarakat sehingga warga NU melihat tokoh-tokoh tersebut.
"Selain itu memang NU sendiri secara institusional mendorong Kiai Ma'ruf jadi wakil. Jadi saya melihat selama ini rekam jejak yang panjang berkaitan dengan masyarakat dan penggalangan masyarakat yang saya sebut tadi," ujarnya.
Sebelumnya, Cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari, Irfan Yusuf memutuskan bergabung dengan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi.
Irfan mengatakan kondisi Indonesia empat tahun terakhir yang membuatnya ikut serta dalam perpolitikan nasional.
"Saya nyaman di pesantren namun situasi empat tahun ini masa membuat saya egois,maka saya mau bantu di sini," kata Gus Irfan di Prabowo-Sandi Media Center, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan dalam empat tahun terakhir, kondisi dalam negeri tidak seperti di Indonesia karena tiap orang saling ejek dan bertentangan dan dirinya khawatir para pemimpin tidak tahu kondisi tersebut.
Irfan Yusuf juga menegaskan bahwa dirinya terpaksa "turun gunung" dari pesantrennya untuk memenangkan Prabowo-Sandi karena kondisi negara saat ini sedang mengalami sejumlah krisis dalam sektor ekonomi maupun budaya.
Dia mengatakan alasan lain dirinya memutuskan untuk mendukung Prabowo-Sandi adalah karena dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 terdapat pihak-piihak yang ingin membenturkan bahwa ini merupakan pertarungan antara kelompok NU dan bukan NU.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018