• Beranda
  • Berita
  • Batik Tanah Liek Sumbar diangkat sebagai ikon baru fesyen Smesco

Batik Tanah Liek Sumbar diangkat sebagai ikon baru fesyen Smesco

5 November 2018 16:40 WIB
Batik Tanah Liek Sumbar diangkat sebagai ikon baru fesyen Smesco
Smesco Indonesia siap mempromosikan batik tanah liek asal Sumbar agar bisa menjadi salah satu kebanggaan fesyen Indonesia. (Hanni Sofia)

Batik khas ini sangat potensial sehingga kami akan mempromosikannya agar menjadi salah satu kebanggaan fesyen Indonesia


Jakarta (ANTARA News) - Batik Tanah Liek asal Sumatera Barat (Sumbar) dipromosikan sebagai ikon baru fesyen di Gedung Smesco Jakarta, Senin.

Direktur Utama Smesco Indonesia Emilia Suhaimi di Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya siap turut serta mempromosikan Batik Tanah Liek yang selama ini digunakan selama ratusan tahun oleh aristokrat Minang.

"Batik khas ini sangat potensial sehingga kami akan mempromosikannya agar menjadi salah satu kebanggaan fesyen Indonesia," katanya.

Untuk kepentingan itu, Smesco Indonesia menjadi tuan rumah digelarnya Karya Kerajinan UKM Sumatera Barat yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Sumatera Barat bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumbar, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2018.

Gelar Karya Kerajinan UKM Sumbar ini diadakan sekaligus untuk memperkenalkan dan mempromosikan batik Tanah Liek yang merupakan salah satu potensi Sumbar, dengan tema mengangkat tema “I Like Batik Tanah Liek”.

“Saya sangat bersyukur hari ini hadir menjadi saksi kebangkitan salah satu potensi kerajian unggulan Sumatera Barat yaitu batik Tanah Liek,” katanya.

Emilia mengatakan batik adalah satu warisan tak benda yang diakui Unesco. Selain itu menurutnya tepat bila Pemerintah Provinsi Sumbar dan Smesco kembali memperkenalkan batik Tanah Liek.

Alasannya meski batik Tanah Liek telah namun gaungnya belum terdengar maka dengan promosi "I Like Batik Tanah Liek" harapannya seluruh masyarakat di Indonesia mengenal batik tersebut.

Selain itu, pembuatan batik Tanah Liek juga menyimpan potensi pembukaan lapangan kerja di wilayah Sumatra Barat. Targetnya bila produksi batik Tanah Liek meningkat maka terbuka lapangan pekerjaan bagi para pengrajin batik Sumbar ini.

Meski begitu, Emilia menyebut memang masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam promosi batik Tanah Liek.  Salah satunya adalah pemasaran di samping juga terkait persaingan dengan batik printing asal Jawa yang ada di berbagai daerah bahkan di Tanah Minang. Salah satunya solusinya, ucap Emilia adalah Smesco intensif mempromosikan batik tersebut.
 
“Smesco Indonesia ditugaskan oleh Kementerian Koperasi dan UKM sebagai pelaksana layanan promosi produk, jaringan pemasaran dan distribusi produk UKM unggulan dari berbagai daerah," ucap dia.

Layanan Smesco Indonesia ini dapat ikut mengembangkan kewirausahaan lokal dengan memanfaatkan fasilitas ruang displai permanen di Paviliun Provinsi untuk memperluas pemasaran produknya. “Sehingga dapat menjadi daya dorong di daerah mewujudkan peningkatan kesejahteraan penciptaan lapangan kerja di daerah,” katanya.

Emilia menjelaskan Batik Tanah Liek, yaitu Wastra (kain), biasanya digunakan oleh masyarakat Sumbar pada acara adat, yang dipakai para Bundo Kanduang sebagai selendang. Sekarang Batik Tanah Liek sudah berkembang dan menjadi produk fesyen berbagai keperluan dan penggunaan. 

“Namun demikian, Batik Tanah Liek yang dominan warna cokelat, bernuansa alam, tetap memiliki makna simbolis dan bernilai estetika tinggi,” ujar Emilia.

Pihaknya memiliki tekad untuk turut serta mendongkrak popularitas dan mempromosikan batik khas tersebut ke dunia fesyen global. “Ini batik yang masih khas dan asli belum ada sentuhan apapun, dan ini pun sudah sangat bagus dan indah," katanya.

Emilia mengatakan batik Tanah Liek bisa dikembangkan lebih jauh lagi untuk memberdayakan ekonomi masyarakat setempat, sebab batik ini sebagian besar diproduksi oleh pengrajin dan usaha kecil yang masih perlu dibantu permodalan dan pemasarannya. 

“Kami berharap dari event Gelar Karya Kerajinan UKM Sumatera Barat, keindahan eksotisme Batik Tanah Liek menjadi lebih dikenal, diminati dan dicintai masyarakat tidak hanya lokal namun juga internasional,” tutur Emilia.

Ketua Dekranasda Sumbar Nevi Zuairina mengakui salah satu PR terbesar adalah pemasaran batik Tanah Liek. Bantuan kepada pengrajin dari Pemda pun ia akui belum menjangkau semua alias terbatas. Oleh karena itu menurutnya perlu ada regulasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat di Sumbar atas batik ini. "Contohnya baju sekolah SD dan SMP misalnya menggunakan batik tersebut," ucap dia.

Gelar Karya Kerajinan UKM Sumbar resmi digelar di gedung Smesco Indonesia, Jakarta dengan dihadiri, antara lain Nevi Zuairina selaku Ketua Dekranasda Sumbar beserta jajarannya, perwakilan Dekranas Pusat, Kadis KUKM Sumbar, para tokoh masyarakat Minang, dan pelaku UKM. Pada kesempatan itu hadir para perancang dan disainer ternama untuk turut serta mengembangkan batik Tanah Liek.

Acara ini juga menampilkan Fashion Show dengan menampilkan 22 baju dengan tema “Rang Salido”, Talk show yang bertemakan “I Like Batik Tanah Liek” dengan Narasumber Nevi Zuairina Ketua Dekranasda Sumbar, Novia Hertini Disigner Batik Loempo Natural Dyes, dan Zaini Rais Dosen Kriya Fakultas Seni Rupa dan Disain ITB, serta tampilan POP-UP Photography Exhibition dari Hendri Hassan.

Baca juga: Kombinasi batik-hijab bisa menangkan persaingan fesyen dunia, kata Menpar

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018