Jakarta (Antara News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan rencana impor jagung sebesar 50 ribu sampai maksimal 100 ribu ton sebagai alat kontrol untuk menjaga stabiltas harga pakan ternak.Jagung impor hanya didistribusikan jika harga pakan mengalami kenaikan tajam. Sebaliknya, jika harga turun, pemerintah tidak akan mengeluarkan jagung impor
"Ini baru mau impor 50 ribu ton, itu pun pemerintah impor bukan dilepas. Kalau nanti harga turun, tidak mungkin dikeluarkan. Jadi, impor ini sebagai alat kontrol saja," kata Menteri Amran saat ditemui media di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan jagung impor hanya akan didistribusikan jika harga pakan mengalami kenaikan tajam. Sebaliknya, jika harga turun, pemerintah tidak akan mengeluarkan jagung impor tersebut ke pasar.
Selain itu, kebijakan impor jagung sebagai pakan ternak yang dilakukan pemerintah sebesar 50 ribu sampai maksimal 100 ribu ton tersebut bertujuan melindungi peternak kecil.
Di sisi lain, lanjut Amran, pemerintah berhasil menutup impor jagung sebesar 3,6 juta dengan nilai mencapai Rp10 triliun sejak 2017 yang diikuti ekspor total sebesar 380 ribu ton.
Produksi jagung hingga saat ini tercatat masih surplus 330 ribu ton jika menghitung dari neraca ekspor 380 ribu ton dan impor 50 ribu ton jagung tersebut.
Menurut dia, anomali ini terjadi karena perusahaan-perusahaan besar telah menyerap produksi jagung nasional dan tidak mengimpor gandum untuk campuran pakan.
Pemerintah pun mengeluarkan jatah pasokan jagung untuk perusahaan besar sebanyak 200 ribu ton. Artinya, stok jagung dalam negeri lebih banyak diserap oleh perusahaan besar, daripada peternak kecil.
"Akhirnya peternak kecil berteriak, sementara perusahaan besar diam. Peternak kecilnya berteriak karena tidak pakai gandum. Itu yang tidak dipahami kenapa perlu impor untuk melindungi peternak kecil," kata Amran.
Sesuai hasil rapat koordinasi pada Jumat (2/11), Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution memerintahkan Menteri Pertanian mengelurkan rekomendasi impor jagung pakan ternak sebanyak 100.000 ton dan menugaskan Perum Bulog melakukan impor tersebut.
Pemerintah menilai impor jagung ini dilakukan untuk menjaga kebutuhan para peternak mandiri.
Baca juga: Impor jagung dibuka, Kementan tegaskan produksi tetap surplus
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018