Hal itu diungkapkannya ketika berbicara tentang praktik pemberantasan sumber dana terorisme dalam acara The 4th Annual Counter-Terrorism Financing (CTF) Summit 2018, yang digelar di Bangkok, Thailand.
Di acara tersebut, Kapolri memaparkan pandangan tentang perkembangan terkini tindak pidana terorisme yang terjadi di Indonesia, tren pendanaan terorisme, perubahan modus operandi serta beberapa contoh kasus penanganan aliran dana teroris yang ditangani oleh Polri.
"Misalnya pada kasus Bom Bali I, teror Thamrin Jakarta dan yang terkini yakni teror Bom Gereja Surabaya," kata Tito dalam siaran pers, Rabu.
Di samping itu, Tito juga memberikan pandangannya tentang peran signifikan dari Financial Intelligence Unit di berbagai negara guna memutus aliran dana dan logistik bagi para kelompok teroris.
"Membagikan informasi dan pengembangan kapasitas di antara penegak hukum termasuk financial intelligence unit khususnya di kawasan regional Asia dan Australia," ujarnya.
Acara CTF Summit tahun ini dilaksanakan berdasarkan keberhasilan penyelenggaraan pertemuan sebelumnya di Sydney (Australia), Bali (Indonesia) dan Kualalumpur (Malaysia). Tahun ini Thailand’s Anti Money Laundering Office (AMLO) menjadi tuan rumah kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan AUSTRAC.
Kegiatan yang digelar pada 6-8 November 2018 ini diikuti para kepala Financial Intelligence Unit, perwakilan senior pembuat kebijakan, penegak hukum, lembaga kebijakan dan keamanan nasional. Sementara pesertanya dari industri dan akademisi berbagai negara yang memberikan perhatian lebih terhadap penanggulangan pendanaan terorisme dan kejahatan finansial beresiko tinggi.
Acara pembukaan diawali pidato dari Menteri Dalam Negeri Australia Petter Dutton, Menkopolhukam RI Wiranto dan pembicara kunci oleh Wakil Perdana Menteri Thailand Wissanu Krea-Ngarm.
Ketiga pejabat tersebut sepakat akan pentingnya penanganan pendanaan teroris guna meminimalisir kejahatan terorisme yang terjadi dan melibatkan banyak negara di dunia.
Baca juga: Kapolri pimpin delegasi Indonesia di pertemuan tingkat menteri ASEAN
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018