Dalam pementasan ini, Teater Koma mengangkat kisah kehidupan para dewa dan wayang. Pentas tersebut merupakan pembuka bagi semesta lakon-lakon Mahabarata lainya.
"Ini lakon para Dewa dan tentang penciptaan manusia atau Genesis. Lakon ini tidak masuk dalam pakem. Ini sumbernya bisa dari mana saja, Batak, Bugis, Toraja, Jawa, Bali, Yunani, Mesopotamia, Afrika yang mampu menciptakan berbagai jenis seni dan daya kreativitas manusia," ujar N. Riantiarno selaku penulis sekaligus sutradara Teater Koma dalam jumpa pers di Bengkel Teater Koma, Tangerang Selatan, Rabu.
"Mahabarata: Asmara Raja Dewa" akan dipentaskan selama kurang lebih 4 jam dengan melibatkan 40 pemain. Menurut Nano durasi tersebut tidak bisa dikurangi, sebab nantinya malah akan memotong cerita secara keseluruhan.
"Kali ini apa boleh buat harus 4 jam. Tapi ini akan sangat bagus karena orang akan melihat pembelajaran politik, seni dan budaya masyarakat," jelas Nano.
Bagi Nano, pementasan ini sangat penting untuk disaksikan oleh anak muda. Karena, kaum milenial bisa belajar soal penciptaan manusia serta banyak pesan moral yang disampaikan.
"Anak muda itu harus tahu genesis dan penciptaan manusia. Sama kayak Marvel, cerita semacam itu sudah ada di Indonesia dari tahun 900an. Jadi intinya, orang jangan tahu Marvel saja tapi juga harus tahu Mahabarata. Anak muda harus tahu, ini yang kita punya dari nusantara," kata Nano.
Pementasan tersebut didukung oleh Idries Pulungan, Budi Ros, Sari Madjid, Alex Fatahillah, Dorias Pribadi, Daisy Lantang, Ratna Ully, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Toni Tokim, Bayu Dharmawan Saleh, Angga Yasti, Tuti Hartati, Dana Hassan, Suntea Sisca, Julung Zulfi, Indrie Djati, Dodi Gustaman, Sekar Dewantari, Sir Ilham Jambak, Rangga Riantiarno, dan lainnya.
Untuk tiket, pementasan ini dibagi menjadi beberapa kategori dan harga. Khusus weekend, harganya mulai dari Rp100 ribu - Rp500 ribu. Sedangkan weekday Rp75 ribu - Rp400 ribu dan khusus Senin diskon 20 persen.
Baca juga: Rangga Riantiarno menyelami perasaan astronom kekasih alien
Baca juga: Ratna Riantiarno tularkan "virus" cinta teater
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018