• Beranda
  • Berita
  • Menhan: Tank Medium cocok dengan geografis Indonesia

Menhan: Tank Medium cocok dengan geografis Indonesia

7 November 2018 15:14 WIB
Menhan: Tank Medium cocok dengan geografis Indonesia
PT Pindad memamerkan produk terbarunya, Medium Tank "Harimau" di Indo Defence Expo and Forum 2018", di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/11/2018). (Syaiful Hakim)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu mengatakan, tank medium yang dibuat oleh PT Pindad bekerja sama dengan FNSS, Turki cocok dengan geografis Indonesia. 
 
"Kita memang cocoknya medium tank di Indonesia. Kalau MBT Leopard yang berat itu ga cocok, kita mau kemana. Apalagi kalau sudah keluar Jawa, Sumatera dan Kalimantan yang rawa-rawa, ga pas. Memang paling pas tank ringan dengan sedang," kata Menhan di sela-sela pelaksanaan pameran indistri pertahanan atau "Indo Defence Expo and Forum 2018", di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu. 
 
Kerja sama antara Indonesia dan Turki dalam pembuatan tank medium "Harimau" itu dengan cara transfer teknologi. 
 
Ryamizard berharap produk industri pertahanan Indonesia bisa diterima di dunia internasional. 
 
"Pada event ini ada produk baru pertahanan nasional. Yaitu medium tank yang diproduksi PT Pindad. Medium tank ini dukungan penuh sebagai produk anak bangsa," ucapnya. 
 
Sementara itu, Manajer Pengembangan Kendaraan Khusus PT Pindad, Windhu Paramarta, mengatakan tank Harimau ini adalah program kerja sama pemerintah Indonesia dengan Turki melalui Kementerian Pertahanan kedua negara. 
 
Dari kerja sama tersebut, kata dia, kedua negara membahas tentang beberapa hal yang dapat dikembangkan bersama dalam dunia pertahanan, diantaranya kendaraan tempur, roket, dan alat komunikasi.
 
"Kebetulan Pindad memegang program pengembangan untuk medium tank, sementara dari Turki menunjuk FNSS," kata Windhu ditemui  di Stand Medium Tank Pindad.
 
Kementerian Pertahanan Turki menunjuk FNSS sebagai sebuah perusahaan yang berkompeten dalam menangani pembangunan tank tersebut. Berangkat dari hal tersebut, Pindad dan FNSS yang belum pernah membangun tank kombatan mulai membangun tank tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis kebutuhan TNI dari Indonesia. Pindad pernah membangun tank Anoa, sementara FNSS pernah membangun "infanteri fighting falcon".
 
"Jadi mereka benar-benar membantu untuk sama-sama mengembangkan kendaraan tank ini,” ujar Windhu.
 
Pada tahun 2015, mulai berlangsung tahap desain, kemudian 2016 tahap engineering secara detail dengan memantapkan beberapa produksi, tahun 2017 sudah keluar tanknya, sehingga benar-benar 1,5 tahun dirancang dari nol bagaimana spesifikasinya bersama TNI dan dapat digunakan di HUT TNI Ke-72 di Cilegon, Banten pada 2017 lalu. 
 
Pada Oktober 2018, tank sudah diuji coba dan mendapat sertifikat layak dari TNI Angkatan Darat dan Kementerian Pertahanan RI.

Hal yang membedakan tank ini dengan tank-tank lainnya, tambah Windhu, adalah tank harimau ini benar-benar di rancang untuk tank kombatan, bukan dikembangkan dari platform tank sebelumnya. 
 
"Artinya memang nantinya akan digunakan untuk pakem pertempuran yang akan digunakan oleh pengguna untuk melawan tank yang sejenis dengan mengikuti teknologi masa kini," ucapnya.

Baca juga: Jokowi berikan nama Medium Tank di "Indo Defence"
Baca juga: Industri pertahanan swasta nasional tampil pada Indo Defence 2018
Baca juga: Wapres buka pameran Indo-defense 2018


 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018